Desa Adat Liang Ndara di Labuan Bajo adalah salah satu kampung wisata budaya khusus wisatawan. Sepi wisatawan karena pandemi virus Corona tak membuat mereka putus asa.
"Menurut kepercayaan kami, Kalau COVID-19 ini dibuat oleh alam, kita bisa bersama-sama (berjuang) dengan alam," ujar Kristoforus Nison, ketua lembaga dari Desa Adat Liang Ndara di Kampung Cecer.
Kristo menjelaskan bahwa saat Pemerintah meminta mereka untuk tinggal di rumah, masyarakat di kampung wisata tidak menerima wisatawan. Namun bukan berarti mereka menganggur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami kembali ke ladang, karena dalam budaya kami induk dari segala sesuatu adalah pertanian," jelasnya.
![]() |
Masyarakat Kampung Cecer percaya bahwa semua budaya lahir dari pertanian. Jika tidak ada pertanian, sampai saat ini mereka masih akan bergantung pada alam.
Sebelum adanya pandemi, Desa Adat Liang Ndara terbilang sibuk untuk pementasan budaya. Biasanya sebulan mereka bisa menampilkan tarian budaya sampai 30 kali.
Kalau dirata-rata berarti tiap hari selalu ada wisatawan. Namun ada kalanya mereka tanpa wisatawan sama sekali dalam sehari. Biasanya justru ada 2-3 kali pementasan di hari lain.
"Tahun lalu ada 160 grup, sekitar 3 ribuan wisatawan yang datang ke sini. Sementara di tahun 2020 ada sekitar 600 wisatawan, tapi hanya ada di bulan Januari dan Februari," ungkapnya.
Setelah new normal, kunjungan dimulai dari kementerian-kementerian yang datang ke Labuan Bajo. Kemudian barulah ada wisatawan-wisatawan domestik yang liburan.
Labuan Bajo baru membuka di bulan Juli, saat itu pementasan hanya ada satu kali. Sementara pada bulan Agustus, Desa Adat Liang Ndara hanya punya dua kali jadwal pementasan. "Kami percaya bahwa segala sesuatu yang datang akan membuat kita untuk refleksi. Sejauh mana kesalahan yang kita buat sehingga membuat kita ada di titik ini," katanya.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!