Sungguh tak disangka, seorang peselancar berhasil menemukan papan selancarnya yang hilang selama dua tahun. Dia mengira tak akan melihat papannya lagi.
Dikutip dari Bangkok Post, Rabu (23/9/2020) seorang peselancar bernama Doug Falter kehilangan papannya di Waimea Bay, Hawaii pada tahun 2018. Saat itu dia berharap ada nelayan setempat yang mengambilnya.
Namun setelah dua tahun, Doug menemukan kembali papan selancar yang sudah dia anggap hilang. Bahkan, papan yang hilang tersebut telah terombang-ambing di pantai sejauh 8.000 kilometer dari Hawaii.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Papan milik Doug ditemukan terapung di laut oleh seorang nelayan pada bulan Agustus tahun 2018 di pulau terpencil di Sarangani, Filipina Selatan. Kemudian dijual seharga 2.000 peso kepada seorang guru dasar setempat dan calon peselancar bernama Giovanne Branzuela.
Meski telah berbulan-bulan melintasi Samudra Pasifik, nama pembuat papan, Lyle Carlson yang berdomisili di Hawaii terlihat di permukaan yang sudah berwarna kekuningan. Penasaran, Branzuela mencarinya di Facebook dan mengirimkan foto tersebut. Carlson pun membagikan foto itu di instagram dan menandai Doug.
"Ternyata papan selancar itu dari Hawaii. Saya sendiri tidak percaya," kata Branzuela kepada AFP.
"Untuk saat ini aku bisa menggunakan kapal selancarnya. Aku bilang padanya, aku akan merawatnya dengan baik," tambah Branzuela.
Setelah mengetahui keberadaan papan selancarnya, Doug berencana mengunjungi pulau kecil tempat Branzuela tinggal, namun setelah perbatasan perjalanan virus Corona dicabut.
"Papan itu sangat berarti bagi saya karena pencapaian saya di atasnya," kata Doug.
Doug menambahkan, dia ingin memberikan Branzuela papan selancar pemula sebagai gantinya. Dia pun ingin menunjukkan cara berselancar di sekitar Sarangani dan pulau tetangga, Balut.
"Itu adalah papan selancar ombak besar pertama saya yang dimodifikasi khusus untuk diri saya sendiri. Saya berselancar di hari-hari penting untuk saya, saya berselancar dalam hidup saya," katanya.
Dia pun membagikan video tentang dasar-dasar berselancar ke YouTube dan mengumpulkan uang untuk mengirim perlengkapan ke sekolah Branzuela.
"Itu alasan bagi saya untuk pergi ke Filipina dan berkunjung dan pada dasarnya menyelesaikan cerita," tambah Doug.
Baca juga: Pulau Reunion, Si Pulau 'Apes' |
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol