427 Wisata di Jateng Sudah Buka, tapi Wisata Air Belum Diberi Izin

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

427 Wisata di Jateng Sudah Buka, tapi Wisata Air Belum Diberi Izin

Eko Susanto - detikTravel
Selasa, 29 Sep 2020 21:30 WIB
427 Destinasi Wisata di Jateng Sudah Buka, Khusus Wisata Air Belum Diberikan Izin
Foto: (Eko Susanto/detikcom)
Magelang -

Sebanyak 427 destinasi wisata di Jawa Tengah telah buka kembali di masa pandemi ini. Sedangkan destinasi wisata air belum diberikan izin untuk buka.

"Di Jawa Tengah ini ada 690 destinasi, sampai dengan hari Senin kemarin yang sudah ada 427 daya tarik wisata yang sudah buka operasional dan 56 yang sedang mengajukan izin dan simulasi," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Sinung Nugroho Rachmadi kepada wartawan di sela-sela Self Delcare Pelaku Destinasi Wisata menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Kabupaten Magelang yang dilakukan Badan Otorita Borobudur, Selasa (29/9/2020).

427 Destinasi Wisata di Jateng Sudah Buka, Khusus Wisata Air Belum Diberikan Izin427 Destinasi Wisata di Jateng Sudah Buka, Khusus Wisata Air Belum Diberikan Izin Foto: (Eko Susanto/detikcom)

Sinung menjelaskan, daya tarik wisatawan yang sudah buka kembali tersebut, terus dikawal dan dipantau. Untuk itu, pengelola jangan sampai melanggar protokol kesehatan yang ada. Protokol kesehatan tersebut bukan hanya menyediakan thermal gun, kemudian menyediakan hand sanitizer, namun juga pembatasan pengunjung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah tentu yang buka operasional itu, terus kita kawal dan kita akan pantau jangan sampai mereka melakukan pelanggaran terhadap protokol kesehatan. Protokol kesehatan bukan hanya menyediakan thermal gun dan hand sanitizer ya, tetapi yang jelas pembatasan pengunjung, ini penting. Supaya kita semua harus menegakkan disiplin bahwa menghindari kerumunan. Nah termasuk di dalamnya adalah potensi di daya tarik wisata," ujar Sinung.

Dalam kesempatan tersebut, Sinung menuturkan, caranya membatasi jumlah kunjungan wisatawan. Adapun caranya, kata Sinung, sangat gampang dengan cara menaikkan harga tiket masuk. Dengan harga tiket yang dinaikkan, nantinya pengunjung yang datang jumlahnya terbatas.

ADVERTISEMENT

"Gampang, gampang naikan saja tiketmu 10 kali. Itu akan secara alami, mereka mundur saja sendiri daripada kamu menghalang-halangi orang untuk piknik, tiketnya dinaikkan. Kalau tiketnya dinaikkan, lha nanti yang berwisata sedikit, nggak papa. Karena kita yang menawarkan adalah wisata yang terbatas dan bertahap," ujarnya.


"Terutama yang belum kita rekomendasi adalah wisata air. Wisata air sampai sekarang ini nggak boleh. 'Lho itu nekat buka, berarti tidak rekomendasi'. Artinya kalau nanti ada pandemi, ada klaster baru, pengelola atau yang memberikan izin buka, dia yang bertanggungjawab," kata Sinung.

Sinung menegaskan, untuk destinasi wisata air sampai saat ini belum memberikan izin untuk buka. Wisata air yang belum diberikan izin buka kembali pada masa pandemi seperti kolam renang, waterboom, rafting dan lain sebagainya. Belum dibukanya wisata air tersebut berdasarkan pendapat ahli, pakar dan Gugus Tugas COVID-19.

Wisata air, katanya, pendapat para ahli, pendapat pakar atau orang-orang yang ahli dalam bidang virus. Dalam kondisi tertentu, air yang diberikan zat klorin untuk mencegah adanya virus itu hanya umurnya dua jam.

"Karena bagaimanapun juga para ahli. Ini pendapatnya tidak membuka wisata air, itu bukan karena pendapat kami lho, pendapat pakar, pendapat gugus tugas COVID, orang-orang yang ahli dalam bidang virus, orang-orang yang ahli dalam bidang media air sebagai media penularan virus. Karena dalam kondisi tertentu air, air diberikan zat klorin untuk mencegah adanya media virus itu hanya umurnya dua jam," kata Sinung.

"Setelah dua jam harus dikasih klorin lagi. 'Pertanyaan saya, apakah pengelola air setiap dua jam akan memberikan klorin. Apakah kemudian pengelola air menghalo-halo kepada para pengguna wisata air untuk mentas, pertanyaannya begitu'. Kemudian, yang kedua, siapa yang menjamin, orang yang ciblon, kemudian tidak mengeluarkan dahak. Itu semakin akan diperparah," tambah Sinung.

(elk/ddn)

Hide Ads