Hotel-hotel di Bali bergerak cepat untuk mendatangkan wisatawan. Salah satunya dengan mensertifikasi hotel-hotel dengan protokol kesehatan.
"425 hotel yang sudah tersertifikasi. Jangan sampai kita ini tidak mengikuti protokol kesehatan," ujar Chairman Bali Tourism Board Gus Agung, dalam webinar yang diadakan INACA.
Bali sendiri termasuk yang cepat untuk pulih. Gus Agung mengatakan bahwa hal ini juga dipengaruhi dengan banyaknya aktivitas di luar ruangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fokus dari Kemenparekraf juga Bali. Tapi Pemerintah Bali dan pusat juga tidak mau terlalu agresif," ungkapnya.
Bali memang sudah membuka pintunya untuk wisatawan domestik. Namun adanya peningkatan wisatawan juga berpengaruh pada OTG (Orang Tanpa Gejala) yang seringkali ditemukan di Bali.
"Waktu Bali tidak perlu rapid justru enggak efektif dan terjadi penurunan kunjungan. Artinya masyarakat butuh kepastian kenyamanan dan keamanan saat berlibur," tambahnya.
Hal ini juga didukung dengan adanya biaya tes swab dan rapid yang terjangkau. Sehingga semua orang bisa tes. Apalagi rapid dinilai kurang efektif dari swab.
"Semakin dibebaskan wisatawan tidak akan ada kepercayaan. Makanya harga PCR dibantu oleh pemerintah," ujar Gus Agung mantap.
Untuk kabupaten kota di seluruh Bali yang berbintang tiga ke bawah sudah disertifikasi semua. Bali juga menggunakan sistem koordinasi berupa sanksi kepada wisatawan atau warga yang melanggar protokol kesehatan.
Badai pasti berlalu, begitulah ucap Gus Agung. Karena Bali sendiri masih pede dengan atraksi budaya dan wisatanya. Yang perlu dilakukan hanya program yang lebih taktikal.
"Kita tunjukkan keseriusan kita di hotel dan rs dengan fasilitas maksimum, jadi kita lebih pede. Awalnya yang di Bali protes dengan sanksi, tapi itu justru bikin takut," katanya.
Memang sertifikasi belum merata. Gus Agung meminta kepada wisatawan yang ingin datang ke Bali untuk lebih bijaksana dengan mengecek protokol kesehatan hotel lebih dulu lewat sambungan telepon. "Kita telepon dulu tanya sertifikasinya, jadi kita harus dinamis. Kita sebagai wisatawan yang harus aktif," pungkasnya.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum