Monyet terlantar yang diadopsi di Karawang dirawat sampai jadi sehat. Begini pola perawatannya.
Pecinta satwa Andiani atau Andi bersama dengan Aaro Chan merawat sembilan ekor monyet di rumah mereka. Delapan ekor merupakan monyet ekor panjang dan seekor lagi adalah beruk. Bak anak sendiri, monyet-monyet itu diberi nutrisi, diajak berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan masyarakat.
Aaro Chan yang sudah aktif merawat monyet sejak 80-an itu menjelaskan bahwa monyet ekor panjang dan beruk memang kerap dipelihara manusia. Ia sendiri mengadopsi monyet yang bernama Cio dan Juno karena khawatir kedua monyet tadi akan dijual ke tangan yang salah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Maka ia mengurus monyet-monyet itu dengan memberikannya nutrisi yang cukup dan dijaga kebersihannya. Ia menjelaskan, kunci dari merawat monyet adalah ketegasan manusia sebab monyet merupakan satwa yang punya insting liar dan mendominasi.
"Bedakan ketegasan dengan membully ya. Itu kan di niat dan tata cara sebenarnya. Itu semua saya pelajari sampai menemukan teknik-teknik dan metode-metode yang akhirnya jadi kurikulum pribadi,"ujarnya.
Ketegasan yang ia maksud termasuk mengajarkan hal-hal yang tak boleh dilakukan monyet ekor panjang, misalnya mengacak-acak rumah dan melukai monyet lainnya.
"Kita harus menjadi senior mereka. Selebihnya kita sayang dan itu konsekuensi jangka panjang,"ujarnya.
![]() |
Untuk kebersihan, Aaro setiap hari memandikan monyet-monyet tersebut. Monyet itu disabuni dan digosok giginya. Mereka juga dipakaikan baju. Selain itu, kuku mereka juga dipotong.
Sedangkan untuk makanan, pola makan yang diterapkan adalah makan secukupnya. Sebab monyet tak memiliki rasa kenyang, kitalah yang harus mengatur jumlah makanan jangan sampai monyet sakit.
Menu yang ia beri adalah roti, nasi, dan buah-buahan. Ia menghindari memberi makan daging karena dapat memunculkan sifat kanibalismenya. Selain itu, jangan memberikan monyet makanan berminyak karena itu akan membuat rambutnya rontok.
Agar monyet tetap sehat, mereka juga harus divaksin. "Vaksin kira-kira umur 5 bulan ke atas setelah tubuhnya kuat,"katanya.
Bila monyet sakit, mereka dapat dibawa ke dokter hewan atau mendapatkan pertolongan pertama menggunakan permen jahe dan minyak kayu putih bila flu. Selain itu mereka juga diberi susu agar tetap kuat.
![]() |
Aaro juga menjelaskan, sebagai omnivora, monyet kerap mengkonsumsi apapun yang ia lihat. Jika tidak hati-hati, monyet juga bisa tertular penyakit dari manusia.
"Joroknya dia, dia pemakan segala sampai ludah orang bisa dijilatin. Misalnya mengandung TBC, dia bisa terjangkit. Jadi tidak hanya dia nularin manusia tapi dia juga bisa tertular manusia," jelasnya.
Ia pun berpesan untuk orang-orang yang ingin merawat monyet di rumah, harus memiliki pengetahuan dan niat yang baik. Sebab banyak kasus orang hanya tertarik memelihara saat monyet masih bayi namun ditinggalkan bila sudah bertingkah.
"Niat itu penting, bukan hanya terpengaruh sosial media dan monkey lover yang meningkat pesat. Ini binatang liar jadi harus tahu cara memperlakukannya, dididik, diarahkan supaya dia tidak mendominasi kita," pungkasnya.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!