Istana Lumpur, Situs Bersejarah Terakhir di Yaman Terancam Hancur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Istana Lumpur, Situs Bersejarah Terakhir di Yaman Terancam Hancur

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 21 Okt 2020 10:09 WIB
Yemens Seiyun Palace, one of the worlds largest mud-brick structures, is pictured on October 15, 2020 in the city of Seiyun in central Hadramawt province. - The palace has become the war-torn countrys latest heritage site facing collapse as heavy rain and years of neglect take their toll. The deterioration of the bright white building, reminiscent of a giant sandcastle with rounded turrets on its corners, reflects Yemens downward spiral since 2014, when Iran-backed Huthi rebels began battling the government. A Saudi-led coalition intervened in support of the government in 2015. (Photo by - / AFP)
Foto: AFP
Seiyun -

Istana Seiyun di Yaman merupakan salah satu bangunan yang terbuat dari batu bata lumpur terbesar di dunia. Sayangnya istana ini terancam hancur.

Situs warisan itu dikhawatirkan runtuh karena hujan lebat dan pengabaian bertahun-tahun. Hal ini pun seolah menjadi simbol kejatuhan Yaman sejak 2014 ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran mulai memerangi pemerintah. Sementara itu koalisi yang dipimpin Saudi turun tangan mendukung pemerintah pada 2015.

Pihak berwenang telah berjuang untuk mendapatkan dana pemeliharaan situs-situs penting, termasuk istana yang juga difungsikan sebagai museum di kota Seiyun, Hadramawt tengah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangunan itu kini rusak parah sehingga rentan bila banjir melanda negara itu dalam beberapa bulan terakhir.

Seorang insinyur yang mengkhususkan diri pada restorasi bangunan bersejarah, Abdullah Barmada meminta bantuan internasional untuk menyelamatkan bangunan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Ini berbahaya dan, jika tidak segera pulih, berisiko runtuh," kata Barmada.

"Ada kerusakan pada bagian dasar struktur, dinding, atap, dan itu perlu diperbaiki dan kemudian dirawat secara rutin," ujarnya kepada AFP, seperti dikutip Rabu (21/10/2020).

Banjir telah menewaskan banyak orang dan merusak situs Warisan Dunia yang terdaftar di UNESCO termasuk gedung pencakar langit dari batu bata lumpur bertingkat tinggi di sebelah barat Shibam.

Di kota ketiga Yaman, Taez, Museum Nasional yang baru dipugar menjadi korban banjir besar bulan lalu, dengan beberapa bagian dari bekas istana Ottoman berubah menjadi puing-puing.

Istana Seiyun sendiri pernah menjadi rumah bagi Sultan Kathiris yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman dari tahun 1500-an hingga abad ke-20. Istana ini dibuka untuk umum pada tahun 1984.

Kepala Departemen barang antik dan museum di Handramawt, Hussein Aidarous mengatakan bahwa meskipun istana telah mengalami banyak kerusakan, istana tersebut tetap menjadi salah satu dari sedikit istana serupa yang masih berdiri.

"Bangunan besar ini dianggap sebagai salah satu bangunan bata lumpur terpenting di Yaman dan bahkan mungkin di Jazirah Arab," katanya.

Fasad bangunan tujuh lantai ini masih mempertahankan kemegahan aslinya. Garis-garisnya yang mengesankan ditampilkan pada uang kertas Yaman 1.000 riyal.

Dengan deretan jendela biasa yang menghadap ke jalan ramai, dari luar istana tampak dalam kondisi kokoh. Tetapi interiornya menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang jelas, dengan retakan di dinding dan atap yang runtuh sebagian.

Bangunan ini ditutup sempat ditutup saat perang meletus. Namun kembali dibuka sebagian tahun lalu. Menurut pejabat museum, jumlah wisatawan yang masuk belum stabil.

Direktur Said Baychout mengatakan museum memamerkan barang-barang yang ditemukan di provinsi tersebut. Termasuk batu nisan yang berasal dari Zaman Batu dan awal peradaban di Yaman.

Ada juga patung Zaman Perunggu, dan tembikar serta manuskrip kuno dari periode pra-Islam. Tapi harta paling berharga itu, katanya, disembunyikan, karena takut salah satu kelompok yang bertikai di Yaman mengambilnya.

"Museum ditutup pada awal konflik, ketika Al-Qaeda memasuki Hadramawt, dan artefak disembunyikan, karena ketakutan akan penjarahan dan kerusakan," kata Baychout.

"Sampai sekarang, artefak penting dan langka disembunyikan di tempat rahasia," tuturnya.

(pin/ddn)

Hide Ads