Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) memblacklist 1.906 pendaki yang melanggar standar operasional prosedur (SOP) pendakian yang telah ditetapkan selama masa pandemi.
Ribuan pendaki yang diblacklist tersebut merupakan pendaki dari wilayah Lombok hingga pendaki yang berada di luar Pulau Lombok. Mereka melanggar ketentuan pendakian di masa pandemi yang sebelumnya telah ditetapkan oleh pihak BTNGR.
"Kita blacklist karena mereka tidak mentaati SOP yang kami tetapkan. Mereka banyak yang melakukan overtime pendakian, padahal itu sudah dilarang dan cuma bisa dilakukan hanya 2 hari 1 malam. Selain itu, mereka juga ada yang tidak membawa pulang sampah," ungkap Kepala BTNGR Dedy Asriady., saat dihubungi detikcom, Rabu (04/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedy mengaku, sebelum Pandemi BTNGR tidak pernah melakukan blacklist terhadap pendaki manapun dan tidak pernah ada peraturan yang memberatkan pengunjung Gunung Rinjani.
Hanya saja, memasuki masa pandemi, semua gunung yang ada di Indonesia pun membuat regulasi tentang pendakian dimana membatasi kuota atau jumlah pengunjung, mentaati protokol kesehatan hingga pendakian waktu pendakian yang bisa dilakukan hanya 2 hari satu malam.
"Dalam SOP khususnya pandemi ini, hanya 2 hari 1 malam pendakian, Seluruh Indonesia begitu. Mereka tidak melakukan check out padahal sudah booking serta check in, sampah tidak bawa pulang, mendaki lebih 2 hari itu," jelasnya.
Meski sesuai aturan, langkah mem-blacklist pendaki nakal ini pun diyakini Dedy sebagai efek jera dan pembelajaran bagi pendaki lainnya. Sehingga bisa terciptanya pendaki yang bertanggungjawab.
"Yang kita bidik itu pendakian yang bertanggungjawab, supaya yang datang itu bangga akan Rinjani. Selama ini tidak ada gunung yang blacklist pendakinya, seluruh Indonesia wacana saja, saya buktikan kita blacklist. Ini kita coba untuk mewujudkan pendakian yang lebih baik," tegasnya.
"Dari blacklist nya ini, ada yang datang ke kantor untuk klarifikasi. Dan diyakini dapat berubah, itu dicabut blacklist-nya. karena ini bukan aturan yang kaku, tapi mendidik. Kalau yang ngeyel, itu sasaran karena kita tidak mau Gunung Rinjani awut-awutan," tutupnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!