Tato Menlu Selandia Baru dari Suku Maori yang Sakral dan Seperti Paspor

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tato Menlu Selandia Baru dari Suku Maori yang Sakral dan Seperti Paspor

Femi Diah - detikTravel
Sabtu, 07 Nov 2020 11:12 WIB
Nanaia Mahuta
Menlu Selandia Baru berasal dari Suku Maori dan bertato di dagu. (Instagram @nanaia_mahuta)
Jakarta -

Nanaia Mahuta menjadi sorotan setelah diumumkan sebagai Menteri Luar Negeri Selandia Baru. Asli Suku Maori, Mahuta bertato khas suku itu, tato moko.

Pengumuman kabinet Selandia Baru itu dilakukan oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern pada Rabu (4/11/2020). Mahuta menjadi salah satunya. Dikutip dari CNN, dia mencetak sejarah sebagai perempuan pribumi pertama yang menjadi menteri luar negeri Selandia Baru.

Itu melanjutkan gebrakan yang pernah dibuatnya. Mahuta menjadi anggota parlemen perempuan pertama yang bertato moko. Itu dibuatnya pada 2016 atas desakan putrinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah begitu penampilan Mahuta tidak bisa diabaikan. Mahuta bertato di dagu.

Tato Moko Setara Paspor

Tato tradisional Maori itu disebut sebagai tato moko kauae. Tato tradisional yang menawarkan "cara positif untuk memungkinkan ekspresi budaya dan kebanggaan menjadi Māori," tweet Mahuta tahun lalu.

ADVERTISEMENT

Kepada The Guardian, Mahuta juga bilang kalau tato itu layaknya identitas yang berlaku global. Setara paspor.

"Moko adalah pernyataan identitas, seperti paspor," kata Mahuta kepada The Guardian tahun 2016.

"Saya berada dalam waktu di mana saya siap untuk membuat pernyataan yang jelas kalau ini adalah diri saya dan ini adalah posisi saya di Selandia Baru," dia menambahkan.

Kini, moko masih pemandangan langka dalam politik nasional, kendati semakin umum dalam masyarakat Selandia Baru kontemporer.

Suku Maori memiliki tato khas, tato mokoSuku Maori memiliki tato khas, tato moko Foto: Getty Images/powerofforever

Secara tradisional, tato moko pada perempuan cuma ada di area dagu. Sementara itu, pria menggunakan menato moko di seluruh wajah.

Tradisi ini menurun setelah penjajahan Eropa sejak akhir abad ke-20. Tapi, tato moko kembali populer dan digunakan sebagai cara untuk mendapatkan identitas dari budaya Maori.

Tato Moko Menunjukkan Silsilah

Tato sering membawa makna budaya yang besar bagi pemakainya, menceritakan kisah visual yang menghubungkan masyarakat adat dengan nenek moyang mereka.

Tato moko setiap individu memiliki keunikan dan mungkin terkait dengan status sosial, pekerjaan, atau riwayat pribadi dan keluarga mereka. Desain rumit juga menyinggung silsilah pemakainya.

Nah, tato Mahuta itu menunjukkan dia berdarah ningrat di Suku Maori. Tato itu bukti dia memiliki hubungan kerabat dengan almarhum ratu Maori, Te Arikinui Te Atairangikaahu, dan raja Māori saat ini, Kingi Tuheitia, menurut Radio Selandia Baru).

Sementara itu, tanda di sisi kiri dan kanan wajah mengacu pada garis keturunan ayah dan ibu pemilik tato.

Tato Moko nan Sakral >>>

Tato Moko nan Sakral

Bagi Te Kahautu Maxwell, seorang profesor di Universitas Waikato (dan cicit dari seniman tato moko), membuat tato wajah sekitar 10 tahun yang lalu adalah tentang "mengembalikan" warisannya.

"Ini tentang warisan saya dan tempat saya dalam masyarakat sebagai sejarawan, akademisi dan orator atau juru bicara orang-orang saya," katanya dalam wawancara telepon.

Perempuan Suku Maori bertato di daguPerempuan Suku Maori bertato di dagu Foto: Getty Images/Goddard_Photography

"Ini memberi saya rasa bangga dan membuat orang-orang saya bangga. Itu juga menceritakan sejarah hidup saya," dia menambahkan.

"Itu adalah sesuatu yang sangat sakral dan berharga bagiku," dia menegaskan.

Tato Moko Hapus Stigma Negatif Suku Maori

Selain itu, Mahuta pernah bilang kalau tato moko di wajahnya juga menjadikan langkah untuk menghapus stigma negatif budaya Suku Maori. Selama ini, Suku Maori kerap dikaitkan dengan kejahatan atau geng. Padahal, menurut perempuan kelahiran Auckland itu, moko tidak mewakili kejahatan yang terjadi di negaranya.

"Saya pikir ada kesadaran yang muncul tentang revitalisasi budaya Maori dan moko di wajah adalah aspek positif. Kita harus menghapus anggapan tato moko yang dikaitkan dengan geng, karena itu sama sekali tidak mewakili moko," kata Mahuta.

Halaman 2 dari 2
(fem/ddn)

Hide Ads