Keadaan tak menentu berkepanjangan membuat bisnis akomodasi semakin terpuruk. Beberapa hotel di Jawa Barat terancam tutup dan dijual.
Lebih lanjut, Indonesia yang mengalami resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III negatif 3,49% jadi faktor yang menguatkan. Industri perhotelan juga terkena imbasnya.
"Sudah pasti itu (terkena dampak) karena dengan resesi itu daya beli kan berkurang, sedangkan pengangguran meningkat, orang kembali ke daerah-daerah," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar saat dihubungi usai acara Himpunan Humas Hotel Bandung (H3B), Senin (9/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan daya beli itu berkurang, kan berdampak kepada hunian hotel juga akan berkurang, termasuk restoran," imbuh dia.
Ibarat jatuh tertimpa tangga, beberapa hotel juga sebelumnya sempat tutup karena Corona, kemudian semakin parah karena terdampak resesi. Sehingga pihaknya melihat beberapa hotel ada yang sampai dijual.
"Pada April yang belum buka sekitar 519 hotel. Juli 2020 kan buka, tapi masih ada sampai sekarang yang belum buka 15 persen lagi. Kan berlanjut, pandemi belum habis kita sudah masuk ke resesi. Dampaknya seperti itu. Apalagi ini sampai Desember," tambah Herman.
Ketua PHRI sekaligus Wakil Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Jawa Barat ini juga mengungkapkan, saat ini ada banyak hotel yang tidak hanya ditutup tetapi sudah proses lego.
"Banyak hotel yang tutup, yang mau dijual banyak. Kecuali hotel bintang 4-5 masih bagus. Tapi average room rate (ARR) lebih rendah 40 persen dari normal," imbuhnya.
"Pemerintah harus tanggap dalam menyikapi resesi ini salah satunya dengan segera membelanjakan anggaran daerah. (Itu akan berdampak pada bisnis hotel)," pungkas dia.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum