Indonesia resmi resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III negatif 3,49%. Industri perhotelan juga terkena imbasnya dan beberapa hotel terancam tutup.
"Sudah pasti itu (terkena dampak) karena dengan resesi itu daya beli kan berkurang, sedangkan pengangguran meningkat, orang kembali ke daerah-daerah. Dengan daya beli itu berkurang, kan berdampak kepada hunian hotel juga akan berkurang, termasuk restoran," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar.
Lebih lanjut, ibarat jatuh tertimpa tangga, beberapa hotel juga sebelumnya sempat tutup karena Corona, kemudian ditambah dengan resesi. Sehingga pihaknya melihat beberapa hotel ada yang sampai dijual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada April yang belum buka sekitar 519 hotel. Juli 2020 kan buka, tapi masih ada sampai sekarang yang belum buka 15 persen lagi. Kan berlanjut, pandemi belum habis kita sudah masuk ke resesi. Dampaknya seperti itu. Apalagi ini sampai Desember," tambah Herman.
Ketua PHRI sekaligus Wakil Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Jawa Barat ini juga mengungkapkan, saat ini ada banyak hotel yang tidak hanya ditutup tetapi juga. "Banyak hotel yang tutup, yang mau dijual banyak. Kecuali hotel bintang 4-5 masih bagus. Tapi Average Room Rate (ARR) lebih rendah 40 persen dari normal," imbuhnya.
Herman pun berharap, pemerintah dalam menanggapi resesi ini salah satunya dengan segera membelanjakan anggaran daerah.
"Jangan terlalu banyak dana itu terpendam, seperti dana provinsi sekitar ada 200 berapa triliun lebih yang belum dicairkan. Sekarang kan sudah bulan November. Kalau uang itu sudah dicairkan dan dibelanjakan, kan perputaran ekonomi akan jalan," ujarnya.
PHRI Jawa Barat mencatat okupansi hotel dan restoran hanya sentuh angka 34 persen dari kapasitas AKB di masa pandemi COVID-19.
"Kalau di Jawa Barat itu okupansinya hanya 34 persen, sementara di Kota Bandung sudah 55 persen," katanya.
Lebih lanjut, selama di masa pandemi pihaknya mengatakan ada 516 hotel, 280 restoran yang ditutup dan 69 ribu karyawan dirumahkan. "Sekarang ini kalau kita hitung rata-rata Jabar yang bisa kerja itu 50 persen. Jangan kita hitung hotel kita sendiri. Usaha demi usaha kita lakukan baik itu melalui Pemda Jabar," ujarnya.
Berita seputar hotel itu menjadi berita terpopuler detikTravel, Senin (9/11/2020) kemarin. Berikut berita terpopuler detikTravel selengkapnya:
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour