Pesawat Boeing 737 Max bakal bisa terbang sebentar lagi. Namun, pabrikan Amerika Serikat itu mengalami masalah serius lain, banyak pesawat belum terjual.
Diberitakan CNN, Jumat (13/11/2020) Boeing mengalami masalah keuangan. Keadaannya sekarang jauh lebih buruk daripada masalah keselamatan yang membuat pesawat itu dilarang terbang pada 20 bulan lalu.
Proses sertifikasi ulang B737 Max memakan waktu lebih dari satu tahun. Ini lebih lama dari yang diharapkan Boeing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Prosesnya) harus selesai dalam beberapa hari mendatang," menurut sebuah pernyataan Administrator FAA, Steve Dickson, Senin lalu.
Pengandangan Boeing 737 Max dimulai pada Maret 2019 setelah dua kecelakaan menewaskan 346 orang. Sekarang Boeing sedang bergulat dengan penurunan besar-besaran di industri penerbangan akibat pandemi Covid-19.
Boeing mengumumkan pada Selasa bahwa tidak ada pesanan baru untuk salah satu pesawat komersialnya di bulan Oktober. Pelanggan membatalkan 12 pesanan yang ada untuk jenis B737 Max.
Perusahaan juga menghapus 25 pesanan B737 Max dari backlognya karena ketiadakpastian operator yang akan membelinya.
Di tahun ini, Boeing telah menerima pembatalan sebanyak 460 pesanan pesawat. Sekarang ada 846 pesanan yang tidak pasti dan hampir semua pesanan yang dibatalkan atau tidak pasti itu adalah untuk Boeing 737 Max.
Larangan terbang yang begitu lama juga memungkinkan maskapai untuk membatalkan pesanan mereka tanpa penalti, kata Richard Aboulafia, analis kedirgantaraan untuk Teal Group.
Keadaan ini juga menempatkan maskapai penerbangan dalam posisi yang kuat untuk menegosiasikan ulang harga atas pesanan mereka saat ini. Atau, maskapai bisa nego pembelian di masa depan.
Selanjutnya, pesawat Boeing 737 Max tak bertuan >>>
Hampir tidak ada pengiriman oleh Boeing kepada maskapai pada bulan Oktober. Boeing mendapatkan sebagian besar uang dari pelanggan dari menyelesaikan sisa penjualan.
Dari 13 pesawat komersial yang dikirimkan pada bulan Oktober, hanya lima yang merupakan pesawat penumpang. Delapan sisanya adalah pesawat pengangkut atau versi militer dari pesawat penumpang.
Selama enam bulan terakhir, Boeing hanya mengirimkan 29 pesawat penumpang. Jumlah ini turun signifikan, dari 126 pada periode yang sama di tahun lalu.
Di sisi lain, maskapai mencoba untuk berhemat dan mengumpulkan uang lagi selama masa krisis saat ini. Misal, American Airlines mengumumkan penjualan 38,5 juta saham untuk mendapatkan uang tunai, mengikuti jejak beberapa maskapai lain yang telah melakukannya.
Boeing telah membangun 450 pesawat B737 Max sejak ada larangan terbang, jumlah itu untuk mengantisipasi memenuhi pesanan yang sudah lama ada. Tapi maskapai malah kekurangan uang dan membatalkan pesanan yang sudah jadi.
Jadi, sejumlah pesawat B737 Max yang dirahasiakan harus dipasarkan ulang ke operator lain. CFO Boeing Greg Smith mengatakannya pada para investor.
Smith tidak mengatakan berapa banyak pesawat yang sudah selesai dan belum memiliki pembeli. Tapi dia mengatakan kebutuhan untuk menemukan pelanggan baru dan kemungkinan untuk mengkonfigurasi ulang beberapa jet akan menunda beberapa pengiriman hingga 2023.
Bloomberg melaporkan bahwa Southwest, yang memiliki 34 B737 Max, lebih banyak daripada maskapai lain, sedang bernegosiasi dengan Boeing untuk membeli beberapa pesawat yang belum dialokasikan dan sudah selesai. Baik Boeing maupun Southwest tidak mengomentari laporan tersebut.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum