Bakal Dilarang, Ini Sejarah Minuman Beralkohol di Dalam dan Luar Negeri

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bakal Dilarang, Ini Sejarah Minuman Beralkohol di Dalam dan Luar Negeri

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Jumat, 13 Nov 2020 12:10 WIB
Jago Minum Whiskey Pakai Sedotan Wanita Ini Diberi Tip Rp 41 Juta
Ilustrasi minuman beralkohol (ET Today/iStock)
Jakarta -

Kontroversi pelarangan minuman beralkohol di Indonesia tengah ramai dibicarakan. Identik dengan dunia malam, berikut sejarah miras.

Dihimpun detikTravel, Jumat (13/11/2020), dokumen Rancangan Undang-Undang (RUU) tentangan larangan minuman beralkohol mendadak tersebar di media sosial. Dokumen tersebut berisi tujuh bab mencakup 24 pasal. RUU ini memang sudah lama menjadi rencana pembahasan di DPR.

Salah satu babnya seperti dilansir dari CNBC Indonesia, membahas secara khusus soal pelarangan. Intinya proses produksi, mengedarkan sampai mengonsumsi akan dilarang, kecuali untuk yang diperbolehkan dalam UU ini. Pelarangan yang diatur berlaku untuk segala minuman beralkohol mulai dari bir sampai wine.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun pada bagian penjelasan dijelaskan bahwa tempat-tempat yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan meliputi toko bebas bea, hotel bintang 5 (lima), restoran dengan tanda talam kencana dan talam selaka, bar, pub, klub malam dan toko khusus penjualan Minuman Beralkohol.

Mundur jauh ke belakang, alkohol disebut telah ada sejak 2000 tahun silam di Mesopotamia. Kala itu, alkohol muncul sebagai salah satu bahan baku untuk parfum dan aromaterapi.

ADVERTISEMENT
Lowongan Pencicip Wine dengan Bayaran Rp 3,8 JutaIlustrasi minuman wine (Metro)

Hanya dalam perkembangannya, proses distilasi dituliskan oleh salah satu filsuf Yunani bernama Alexander dari Aphrodisias. Namun, saat itu masih terbatas penyulingan air laut menjadi air minum.

Perjalanan pun berlanjut ke China dan Italia, yang disebut berhasil mengembangkan proses penyulingan itu lebih jauh. Adapun spekulasi lain menyebutkan, kalau alkohol lahir di Arab lewat ahli kimia Jabir di Hayyan.

Tak sedikit juga yang berasumsi, bahwa kata alkohol berasal dari bahasa Arab al kohl atau alkuhl. Namun, hal itu masih belum dapat dibuktikan.

Bergeser ke abad pertengahan, tepatnya di abad ke-13 di Eropa. Saat itu ada seorang profesor di bidang medis bernama Albertus Magnus (1193-1280) yang dengan jelas menuturkan proses pembuatan alkohol.

Olehnya, air hasil distilasi itu disebut sebagai aqua vitae atau air kehidupan. Di mana air kehidupan itu dipercaya dapat membuat seseorang awet muda dan berumur panjang.

Di abad ke-19, pengembangan minuman beralkohol kian masif di negara besar seperti Prancis dan Inggris. Salah satunya lewat tangan seorang warga Irlandia bernama Aeneas Coffey di tahun 1831.

Jadi tak heran, kalau Irlandia menjadi salah satu pelopor brand minuman keras dunia seperti whiskey dan lainnya. Tak beda juga dengan Jerman yang terkenal akan birnya.

Perkembangan minuman beralkohol di dalam negeri

Perkembangan minuman beralkohol juga tak lepas di dalam negeri. Faktanya, tak sedikit daerah di Indonesia yang memiliki minuman fermentasinya atau apa yang disebut kearifan lokal.

Di tanah Jawa misalnya, ada istilah ciu yang populer di Desa Bekonang, Sukoharjo dan lainnya. Di daerah Timur Indonesia, ada minuman sopi yang berasal dari air pohon enau atau aren.

Di Minahasa Utara, ada minuman beralkohol yang dikenal dengan cap tikus dari air nira atau saguer yang mirip sopi. Di Papua, ada minuman beralkohol bernama swansrai yang berasal dari air kelapa.

Ilustrasi arak BaliIlustrasi arak Bali (Dewi Sri)

Yang tak kalah populer tentu adalah minuman beralkohol arak yang dipopulerkan dan didistribusikan secara legal di Pulau Dewata Bali lewat Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020.

"Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi khas Bali. Mencakup tuak Bali, brem Bali, arak Bali," kata I Wayan Koster kepada wartawan, Rabu (5/2).

Pergub ini terbit dilatarbelakangi karena minuman fermentasi khas Bali, seperti arak, tuak dan brem Bali sebagai salah satu sumber daya keragaman budaya Bali.

Itulah sedikit cerita tentang minuman beralkohol baik di dalam dan luar negeri. Tak melulu berkonotasi negatif, nyatanya minuman beralkohol juga menjadi salah satu bagian budaya di Indonesia. Semoga Pemerintah arif dalam menyikapinya.


Hide Ads