Penghargaan untuk Penyelamat Penyu dan Pelestari Burung
Selain melepasliarkan tukik, Dirjen KSDAE juga memberikan penghargaan kepada kader konservasi. Mereka enam orang kader kelompok penyelamat penyu dan dua orang pelestari burung di Jatimulyo.
"Kader konservasi dan pelestari burung ini menjadi ujung tombak di garda depan upaya konservasi satwa yang berasal dari unsur masyarakat. Oleh karenanya menjadi tanggung jawab Balai KSDA Yogyakarta untuk terus berdampingan memadukan langkah dalam upaya konservasi demi terciptanya kelestarian satwa di DIY," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kader konservasi yang menerima penghargaan antara lain Rujito (Kader Konservasi Pelestari Penyu Pantai Samas) yang telah memulai upaya penyelamatan danpelestarian penyu sejak tahun 2001
"Rujito berhasil merawat 39 sarang telur penyu dengan jumlah telur sebanyak 3.687 butir, yang berhasil menetas sebanyak 1.595 butir dan merelease tukik sebanyak 1.092 ekor," dia menjelaskan.
Kader konservasi selanjutnya adalah Jarnuji atau yang lebih dikenal dengan Mbak Kromo dan Dwi Suryo yang juga merupakan putra dari Mbah Kromo ini aktif melakukan kegiatan pelestarian penyu di Pantai Trisik sejak tahun 2004 hingga sekarang.
"Setiap tahunnya kader konservasi Pantai Trisik telah mengamankan dan merawat telur penyu rata-rata sebanyak 800-1.000 butir telur penyu lekang," dia menjelaskan.
Sementara itu, dua orang pelestari burung Jatimulyo yang turut mendapatkan penghargaan pada kesempatan kali ini adalah Anom Sucondro dan Suparno.
Anom yang juga dikenal sebagai seniman dan dalang dari Jatimulyo. Untuk menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat, Anom Sucondro membawa pesan-pesan konservasi tersebut melalui seni khususnya pewayangan.
"Anom pada saat menjabat sebagai Kepala Desa Jatimulyo menerbitkan Perdes terkait upaya konservasi seperti Perdes larangan berburu, Perdes Perlindungan dan Pengelolaan sumber mata air; gerakan karst mandiri," kata dia.
Sementara itu, Suparno dikenal sebagai penggiat dan pelopor konservasi burung di Jatimulyo sejak tahun 2012 sampai saat ini. Suparno merupakan pelopor program "Adopsi Sarang" yang bertujuan untuk memulihkan populasi aves yang sudah menurun dan sekaligus menjalankan amanat Perdes Pelestarian Lingkungan Hidup di Desa Ramah Burung Jatimulyo.
"Kontribusinya terhadap upaya konservasi dilakukannya dengan mendata jenis burung yang ada di Desa Jatimulyo dan sampai dengan tahun 2020 telah terdata sebanyak 102 jenis burung di Jatimulyo," kata dia.
Simak Video "Video: Intip Jeroan 'Penyu Kardus' yang Viral di Alun-alun Gadobangkong"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!