Travel Bubble Singapura-Hong Kong Ditunda 2 Minggu, Ini Cara Kerjanya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Bubble Singapura-Hong Kong Ditunda 2 Minggu, Ini Cara Kerjanya

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 24 Nov 2020 18:06 WIB
Maskapai asal Hong Kong Cathay Pacific Airways Ltd akan pangkas 6.000 pekerja. Perusahaan juga akan tutup anak usahanya Cathay Dragon imbas pandemi Corona.
Ilustrasi Hong Kong, Cathay Pacific (Foto: AP Photo/Kin Cheung)
Singapura -

Berita travel bubble atau gelembung perjalanan antara Hong Kong-Singapura memang sangat menarik. Namun, kebijakan ini harus ditunda karena ada kenaikan kasus infeksi.

Melansir CNN, Selasa (24/11/2020), gelembung perjalanan udara (ATB) antara Hong Kong dan Singapura jadi momen yang sangat dinanti-nantikan antar kedua daerah. Penerapannya ditunda pada Sabtu, kurang dari 24 jam sebelum peluncurannya.

Travel bubble itu akan memungkinkan perjalanan lewat udara jadi bebas karantina. Tetapi ada lonjakan infeksi virus Corona di Hong Kong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, travel bubble antar keduanya akan ditunda selama dua minggu, kata Edward Yau, Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, pada konferensi pers Sabtu lalu.

Hong Kong melaporkan 43 kasus virus Corona baru pada hari Sabtu lalu. Jumlah ini adalah lonjakan harian tertinggi dalam lebih dari tiga bulan terakhir.

ADVERTISEMENT

Di antara mereka, 36 kasus adalah transmisi secara lokal. 13 lainnya tidak dapat dilacak. Pada 23 November grafiknya meningkat tajam setelah ada 73 kasus baru di Hong Kong. Padahal sebelumnya biasanya di bawah 10 kasus per hari.

Travel bubble adalah program bebas karantina yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali dunia pariwisata dan perjalanan bisnis antara kedua hub Asia.

Hong Kong telah mencatat 5.561 kasus COVID-19, dengan jumlah kematian mencapai 108 orang sejak wabah dimulai. Sementara Singapura melaporkan adanya 58.000 infeksi dengan 28 kematian.

Perjalanan bebas karantina atau travel bubble akan menjadi masalah besar bagi kedua tujuan. Di mana peraturan kedatangan yang ketat telah diberlakukan selama berbulan-bulan.

Kedua pemerintah menutup perbatasan dan menolak masuk ke sebagian besar non-penduduk dan pengunjung jangka pendek. Di Hong Kong, penduduk yang kembali diharuskan menjalani karantina selama 14 hari dan memakai gelang elektronik untuk melacak lokasi mereka.

Selanjutnya: Cara kerja travel bubble

Bagaimana cara kerja travel bubble?

Travel bubble sedianya akan dimulai pada hari Minggu dengan adanya satu penerbangan dalam sehari ke setiap kota. Kuotanya 200 penumpang per penerbangan dan akan meningkat menjadi dua penerbangan per hari.

Wisatawan harus memenuhi parameter tertentu sebelum memulai travel bubble ini. Pertama, tidak melakukan perjalanan dalam 14 hari sebelumnya, lalu menjalani pengujian wajib COVID-19.

Sesampainya di tujuan, traveler dibebaskan untuk bepergian ke manapun. Tiada kontrol dan syarat-syarat lain yang harus dipatuhi traveler.

Namun, travel bubble selalu memperingatkan bahwa jika situasi COVID-19 memburuk di kedua kota atau negara tersebut, rencana ini akan ditangguhkan.

Otoritas Penerbangan Sipil Singapura awalnya mengumumkan pada Sabtu pagi bahwa travel bubble dengan Hong Kong akan diluncurkan sesuai jadwal. Tetapi pada hari itu juga, Menteri Transportasi negara kota Ong Ye Kung mengumumkan telah terjadi perubahan rencana.

"Mengingat situasi yang berkembang di Hong Kong, Sekretaris Edward Yau dan saya berdiskusi lebih lanjut sore ini, dan memutuskan bahwa akan lebih baik untuk menunda peluncuran ATB, dalam dua minggu. Kami akan meninjau dalam dua minggu pada tanggal peluncuran baru dan memperbarui lagi," kata Ong.

Hong Kong telah mengalami peningkatan tajam infeksi virus Corona dalam beberapa hari terakhir. Padahal, kota ini mencatat kasus yang sangat rendah dalam beberapa minggu-minggu terakhir.

Pusat Perlindungan Kesehatan Kota mendesak masyarakat untuk menghindari semua perjalanan yang tidak penting di luar Hong Kong. Pemerintah juga meminta penduduk untuk menghindari keluar rumah, makan di luar, dan melakukan kontak sosial.

"Skala peningkatannya sangat mengkhawatirkan," kata Chuang Shuk-kwan, Kepala Cabang Penyakit Menular di Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, Sabtu. Dia memperingatkan bahwa peningkatan kasus baru ini akan sangat sulit dikendalikan.

Halaman 3 dari 2
(msl/ddn)

Hide Ads