Jakarta -
Pilkada serentak digelar hari ini. Tak cuma Indonesia, sejumlah negara juga tetap menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) saat pandemi COVID-19.
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak digelar hari ini, Rabu (9/12/2020). Tak cuma Indonesia, sejumlah negara juga tetap gelar pemilu di tengah pandemi COVID-19.
Meskipun sempat diwarnai pro dan kontra, Pilkada 2020 tetap digelar di 270 daerah di Indonesia, dengan rincian Pemilihan Gubernur di 9 provinsi, Pemilihan Wali Kota di 37 kota, dan Pemilihan Bupati di 224 kabupaten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan pemilihan umum biasanya, kini prosesnya melibatkan protokol kesehatan, seperti penyediaan tempat cuci tangan, dan sarung tangan plastik, kewajiban memakai masker, dan menjaga jarak.
Nah ternyata, Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang menyelenggarakan pemilihan umum dalam situasi pandemi. Sebelumnya ada Amerika Serikat (AS) yang melangsungkan pemilihan presiden.
Selain itu, ada beberapa negara lainnya yang juga menggelar pemilihan umum dengan protokol kesehatan. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, ini daftarnya.
Korea Selatan tetap melaksanakan pemilu di tengah pandemi COVID-19. Pemilu tersebut digelar dengan tetap menerapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran Corona Foto: Getty Images |
Negeri Ginseng melaksanakan pemilihan anggota DPR pada 15 April 2020. Saat itu, jumlah orang yang positif COVID-19 mencapai 10 ribu lebih. Namun menariknya, Korea Selatan justru mencetak angka partisipasi pemilu terbaik sejak 1992 yakni 66 persen.
Kala itu, Korea Selatan menerapkan aturan kepada pemilih untuk memakai masker, sarung tangan, diperiksa suhu tubuhnya, dan menerapkan jaga jarak fisik.
Pada saat itu, mereka yang demam diizinkan untuk memilih di bilik terpisah dan langsung disinfeksi setelah digunakan.
2. Burundi
Pemilihan presiden di Burundi dilakukan pada 20 Mei 2020. Pemilihan ini diikuti lebih dari 5 juta orang.
Pada saat itu, jumlah kasus Corona di Burundi telah berjumlah 42 di mana satu di antaranya meninggal. Kendati demikian, Burundi tidak memberlakukan sistem lockdown tetapi hanya mengimbau masyarakat menaati protokol kesehatan seperti menjaga kebersihan dan menghindari kerumunan.
3. Mongolia
Pada 24 Juni 2020, Mongolia melangsungkan pemilihan 76 anggota parlemen. Para pemilih diminta berdiri terpisah dengan jarang dua meter saat mengantre di tempat pemungutan suara di Ulaanbaatar.
Petugas juga memeriksa suhu tubuh dan mendistribusikan hand sanitizer. Pada saat itu, jumlah kasus Corona mencapai 215 dan belum ada korban meninggal.
Sekitar 8.000 orang Mongolia terdampar di luar negeri pada saat itu, dan protes di dalam negeri yang menyerukan agar mereka kembali dibubarkan oleh pihak berwenang karena melanggar aturan jarak sosial.
Negara yang Menggelar Pemilu Selanjutnya, Sri Lanka
4. Sri Lanka
Sri Lanka akhirnya menyelenggarakan pemilihan umum pada 5 Agustus 2020 setelah sempat ditunda selama dua kali. Jumlah pemilihnya mencapai lebih dari 75 persen dari total 16 juta orang yang terdaftar.
Ketika pemilihan berlangsung, pemerintah memberlakukan tindakan jaga jarak yang ketat.
Pemilu ditunda dua kali karena pandemi, tetapi jumlah pemilih masih mencapai lebih dari 75% dari 16 juta pemilih. Pemerintah memberlakukan tindakan jarak sosial yang ketat.
5. Belarusia
Uni Eropa Tolak Hasil Pemilu Belarusia, Bersumpah Akan Segera Berikan Sanksi Foto: DW (News) |
Pemilihan umum di Belarusia diwarnai ketegangan usai exit poll pada 10 Agustus 2020 menunjukkan bahwa Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengalahkan penantang oposisi, Svetlana Tikhanovskaya.
Ribuan orang turun ke jalan karena tak terima dengan hasil tersebut dan mengklaim telah terjadi kecurangan. Protes besar-besaran itu menimbulkan kekerasan di mana ratusan orang ditangkap dan diculik.
Sementara itu infeksi Corona pada saat itu mencapai 70 ribu. Lukashenko sendiri tak percaya dengan virus Corona dan menolak memberlakukan lockdown dan menunda pemilihan. Ia juga mengizinkan orang-orang berkumpul minum vodka dan mandi uap.
Lukashenko bahkan mengadakan pelantikan presiden secara diam-diam pada 23 September 2020. Hal ini mendorong Uni Eropa bersuara menolak hasil pemilihan umum di Belarusia.
Singapura menggelar pemilihan umum (Pemilu) di tengah pandemi Corona, Jumat (10/7/2020). Pemilu digelar dengan menerapkan protokol kesehatan. Foto: AP Photo |
Singapura menyelenggarakan pemilihan umum dengan mewajibkan warga mengenakan masker dan sarung tangan. Jaga jarak juga diberlakukan ketika pemilih mengantre memberikan hak suaranya pada 10 Juli 2020.
Sebelum memilih, mereka juga dicek suhu tubuhnya dan wajib mencuci tangan.
Singapura juga memberlakukan perpanjangan waktu pemungutan suara yang seharusnya ditutup pukul 8 malam menjadi pukul 10 malam. Ini dilakukan karena penerapan protokol kesehatan memakan waktu lebih panjang ketimbang kondisi normal.
Pemilihan umum di Polandia berlangsung pada 12 Juli 2020. Presiden Andrej Duda keluar sebagai pemenang dalam pertarungan melawan Walikota Warsaw Rafai Trzaskowski.
Kendati dilangsungkan ketika pandemi COVID-19, partisipasi masyarakat dalam memilih lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya, yakni mencapai 64, 51 persen.
Saat itu seluruh pemilih diwajibkan mengenakan masker, sarung tangan, menjaga jarak, dan menggunakan pembersih tangan. Mereka juga diizinkan menggunakan pena sendiri untuk menandai surat suara.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!