Kemungkinan Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air hingga Spesifikasi B737-500

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kemungkinan Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air hingga Spesifikasi B737-500

Tim detikcom - detikTravel
Minggu, 10 Jan 2021 14:20 WIB
Petugas dari TNI AL Kopaska, Taifib, Denjaka dan Dislambair melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182. Sriwijaya Air SJ182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Foto: Potret Pencarian Pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Kabar duka menyelimuti dunia penerbangan Indonesia. Alasan jatuhnya Pesawat SJ-182 Boeing 737 di Kepulauan Seribu itu pun masih menyisakan pertanyaan.

Namun, pada pertengahan 2020 lalu, FAA telah memperingatkan arahan darurat pada 2.000 pesawat Boeing 737 yang diparkir karena pandemi. Pesawat Boeing 737 meliputi seri 600, 700, 800, dan 900. Sedang Boeing 737 Klasik meliputi seri 300, 400, 500 dan jenis ini masih banyak dipakai maskapai Indonesia, termasuk Sriwijaya Air.

FAA memperingatkan bahwa adanya kemungkinan korosi pada pesawat yang diparkir. Kerusakan bisa menyebabkan kegagalan pada mesin ganda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pengawas menemukan air check valve rusak saat mengeluarkan pesawat dari penyimpanan. Temuan ini menyusul empat laporan terbaru dari terhentinya mesin tunggal pada pesawat yang telah lama diparkir.

Maskapai asal AS, Alaska Airlines mengatakan salah satu pesawatnya kemungkinan masuk dalam empat insiden tersebut. Mereka mencatat masalah mesin tiba-tiba mati baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

FAA memperingatkan agar pesawat Boeing 737 tak dioperasikan terlebih dahulu jika sudah diparkir selama tujuh hari atau lebih. Jika maskapai penerbangan menemukan korosi, maka harus ada penggantian katup sebelum kembali menerbangkan pesawat.

Boeing juga mengatakan bahwa pihaknya telah menyarankan operator untuk memeriksa pesawat. Selain itu, pabrikan juga menyatakan bahwa bila pesawat yang disimpan atau jarang digunakan karena permintaan yang lebih rendah selama pandemi COVID-19, katup yang dimaksud bisa lebih rentan terkena korosi.

B737-500 memiliki lebar atau bentang sayap 28,9 meter. Jarak antar roda mencapai 5,2 meter. Panjang pesawat ini mencapai 31 meter dari hidung hingga ekornya. Tingginya mencapai 11,1 meter.

Dengan beban sekitar 1.000 kg, B737-500 mampu terbang hingga 4.444 km. Pesawat dapat menampung bahan bakar hingga 20.100 liter.

Selain itu, kargo yang dimuat pesawat B737-500 milik Sriwijaya Air mencapai 23 meter kubik barang, dengan pembagian 8.1 meter kubik di depan dan 15,2 kubik di bagian belakang.

Berikut 5 berita populer detik Travel selengkapnya, (Sabtu 9/1/2021) :




(elk/elk)

Hide Ads