Pesawat Parkir Kelamaan dan Risikonya Saat Terbang Lagi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pesawat Parkir Kelamaan dan Risikonya Saat Terbang Lagi

Femi Diah - detikTravel
Senin, 11 Jan 2021 09:12 WIB
Pesawat jet pribadi parkir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat jet pribadi menjadi lahan bisnis yang cukup signifikan, Pesawat pribadi diyakini dapat meningkatkan mobilitas dan menghemat waktu pengusaha dan ekspatriat.
Ilustrasi pesawat parkir (Hasan Alhabshy)
Jakarta -

Selama pandemi virus Corona, tidak sedikit pesawat yang diparkir lebih lama. Rupanya, ada risiko kalau pesawat terbang lagi.

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Boeing 737-500 Classic rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (11/1/2021) sempat dikaitkan dengan usia pesawat yang sudah mencapai 26 tahun. Tapi, sejumlah pramugara dan pemerhati menyebut bukan usia pesawat yang menjadi fokus kemampuan pesawat, namun perawatan.

Sejumlah pemerhati penerbangan mengaitkan insiden itu dengan durasi parkir pesawat yang cukup panjang karena pandemi virus Corona. Ya, wabah COVID-19 telah mengakibatkan frekuensi penerbangan anjlok dan maskapai memilih untuk mengistirahatkan pesawat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari BBC, sejatinya, masalah-masalah yang muncul saat pesawat parkir sudah dikenal di dunia penerbangan. Tapi, itu tadi, durasi parkir yang terlalu panjang karena pandemi virus Corona adalah hal baru.

Greg Waldron, editor pelaksana Asia untuk majalah penerbangan FlightGlobal, menyebut masalah baru dikenal juga karena pesawat yang diparkir itu model anyar sehingga belum ada catatan yang bisa menjadi rujukan.

ADVERTISEMENT

Situasi pesawat parkir terlalu lama kemudian beroperasi lagi itu bukan tanpa risiko. BBC mengulasnya pada 25 Desember 2019.

"Setiap pesawat akan memiliki serangkaian instruksi khusus untuk pemeliharaan, tetapi belum pernah dilakukan dalam skala ini sebelumnya," kata Waldron.

Awas Serangga

Pesawat biasanya menjalani perawatan rutin agar siap terbang saat dibutuhkan. Sebagai gambaran penyimpanan Asia Pacific Airline Stiarge, yang memiliki fasilitas di Alice Springs, sebagai tempat parkir Cathay Pacific dan Singapura, mempekerjakan lebih dari 70 awak pemeliharaan.

Selain itu, setiap produsen pesawat juga menyertakan instruksi yang cukup detail tentang penyimpanan masing-masing pesawat.

Faktanya, Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (European Union Aviation Safety Agency/EASA) menyebut adanya tren yang mengkhawatirkan dalam laporan pembacaan kecepatan dan ketinggian yang tidak sesuai selama penerbangan pertama setelah pesawat diparkir. Bahkan, dalam beberapa kasus pesawat batal terbang.

Baca Juga: Pandemi Corona Bikin Pesawat Berebut Ruang Parkir

Pesawat yang batal terbang itu setelah mendapati data kecepatan dan ketinggian tidak sesuai. Situasi seperti itu muncul akrena sensor yang kotor. Bisa jadi karena ad serangga atau kotoran lain yang menghambat pitot tube (tabung pitot). Tabung pitot merupakan komponen utama yang digunakan untuk mengukur kecepatan udara.

Selain itu, cukup banyak dilaporkan masalah pendaratan. International Air Transport Association (IATA) melaporkan terjadi peningkatan pendaratan yang tak mulus tahun ini. Itu mengakibatkan pendaratan kasar, landasan pacu melampaui batas (pesawat tergelincir keluar), atau bahkan tabrakan.

Selanjutnya Potensi Korosi Pesawat yang Parkir Kelamaan

Potensi Korosi

Khusus pesawat Boeing 737, Federal Aviation Administration (FAA) telah mengingatkan kepada 2.000 pesawat Boeing 737 New Generation dan Classic yang diparkir. Peringatan itu disampaikan pada Juli 2020.

Peringatan tersebut ditujukan untuk pesawat yang tidak dioperasikan selama tujuh hari berturut-turut atau lebih.

Mesin pesawat yang tidak dioperasikan berpotensi mengalami korosi pada bagian air valve check.

Jika terjadi korosi, maka bagian itu harus diganti sebelum pesawat terbang. Boeing saat itu langsung meminta operator untuk melakukan inspeksi pesawat.

"Katup rawan korosi jika pesawat diparkir atau jarang digunakan karena berkurangnya jadwal penerbangan selama pandemi COVID-19," tulis Boeing saat itu.


Hide Ads