Jurnalis Asing Ungkap Pengalaman Terbang Menegangkannya Naik Sriwijaya Air

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jurnalis Asing Ungkap Pengalaman Terbang Menegangkannya Naik Sriwijaya Air

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 12 Jan 2021 17:45 WIB
Petugas melintasi logo perusahaan angkutan udara Sriwijaya dan NAM Air di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ 182 Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (9/1/2021). Posko tersebut didirikan untuk memberikan informasi bagi keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hingga kini masih hilang kontak. ANTARA FOTO/Fauzan/foc.
Crisis Center Sriwijaya Air SJ-182 Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN
Jakarta -

Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 menjadi sorotan baik media dalam hingga luar negeri. Jurnalis asing pun berbagi kisahnya menaiki Sriwijaya Air.

Adalah Ivan Warson, senior jurnalis senior untuk media CNN yang berbasis di Hong Kong. Sempat bertugas di Indonesia, Ivan juga terkenang akan pengalamannya yang sedikit menegangkan kala terbang dengan maskapai Sriwijaya Air.

Dilansir detikTravel dari CNN, Selasa (12/1/2021), Ivan menceritakan perihal pengalamannya terbang naik maskapai itu pada bulan Oktober 2019 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, cuaca sedang tidak bersahabat. Sementara maskapai lain membatalkan penerbangannya, maskapai Sriwijaya Air yang ditumpangi Ivan dan rekannya dari Bandara Kalimarau ke Balikpapan tetap beroperasi sesuai jadwal.

Salah satu kendala pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 adalah cuaca buruk. Cuaca menjadi tidak menentu karena saat ini telah memasuki musim penghujan.Salah satu kendala pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 adalah cuaca buruk. Cuaca menjadi tidak menentu karena saat ini telah memasuki musim penghujan. Foto: Pradita Utama

Hanya tak lama setelah pesawat take off, pesawat yang ditumpangi oleh Ivan mendadak mengalami turbulensi. "Tak berapa lama setelah take off, pesawat kami mulai bergoyang ke sana ke mari," ujar Ivan.

ADVERTISEMENT

Hanya bukannya membaik, turbulensi di kabin kian menjadi-jadi seiring dengan berjalannya waktu. "Kami terbang melewati badai awan gelap," ceritanya.

Ivan menyebut, kalau pesawat yang ditumpanginya kala itu memang sudah cukup tua. Hal itu tampak dari retakan di meja kabin yang mengingatkannya pada pesawat lawas yang terbang di Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet tahun 1990 silam.

Setelah melewati momen menegangkan itu, secercah harapan muncul lewat sinar matahari yang menyinari kabin lewat jendela pesawat. Namun, momen itu hanya berlangsung sebentar sebelum langit kembali gelap.

Dalam momen cuaca buruk tersebut, Ivan mendapati kalau sebagian besar penumpang duduk dengan mata tertutup. Tak sedikit juga yang mengucapkan doa.

Seakan tidak cukup buruk, pramugari yang duduk di bangkunya dekat pintu kabin juga ikut mengucap doa. Dalam sekejap mata, tiba-tiba kilatan cahaya datang dan diikuti oleh suara ledakan yang begitu terasa lewat getaran di kabin.

"Jadi begini akhirnya," ucap Ivan kala itu.

Perkiraan Ivan, mungkin saja mesin pesawat meledak dan terbakar. Secara cepat, Ivan juga merasakan penyesalan bahwa ia mungkin tak akan dapat melamar wanita yang kini menjadi istrinya.

Faktanya, Ivan percaya bahwa kilatan cahaya itu berasal dari petir yang menyambar langsung atau dekat dengan pesawat. Namun, hal itu tidak pernah terbukti.

Setelah momen menegangkan itu, pesawat yang ditumpanginya mulai stabil. Pesawat dan seluruh penumpangnya berhasil mendarat dengan selamat tanpa kekuarangan apa pun di Balikpapan.

Walau begitu, nyatanya Ivan bersama rekan serta seluruh penumpang kala itu merasa sangat terguncang.

Hanya terkait tragedi pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Ivan menulis bahwa baik media atau pun publik harus bersabar dan menunggu hasil investigasi. Pada saat bersamaan, simpati juga harus diberikan pada keluarga korban yang menanti kejelasan nasib kerabat dalam musibah itu.

Lebih lanjut apabila pandemi ini mereda, Ivan mengungkapkan bahwa ia ingin terbang kembali ke Indonesia.

Black Box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sendiri kabarnya sudah ditemukan sore ini. detikcom tengah berusaha meminta konfirmasi dari maskapai terkait soal kisah jurnalis asing ini.

Halaman 2 dari 2
(rdy/ddn)

Hide Ads