Masker menjadi dilema saat pandemi virus Corona. Masker membantu warga dunia menyelamatkan nyawa selama pandemi COVID-19, namun amat berbahaya bagi satwa liar.
Masker bedah sekali pakai ditemukan tersebar di sekitar trotoar, saluran air, dan pantai di seluruh dunia sejak seluruh dunia mulai mewajibkan warganya memakai di tempat umum. Masker diyakini menjadi salah satu cara paling pas untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Masker medis dengan segala keunggulannya menjadi yang paling disarankan dipakai. Tapi, bahan pelindung yang ada pada masker medis membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masker wajah tidak akan musnah dalam waktu dekat. Ketika kita membuangnya, barang-barang ini dapat merusak lingkungan dan hewan yang berbagi planet dengan kita," kata Ashley Fruno dari kelompok hak asasi hewan PETA kepada AFP.
Baca juga: Wow! Ada Jerapah Kurcaci di Afrika |
Sejumlah foto menunjukkan satwa liar terjerat tali masker, juga bikin monyet tersedak. Di Inggris dilaporkan seekor burung camar diselamatkan oleh RSPCA di kota Chelmsford setelah kakinya tersangkut di tali masker.
![]() |
"Jelas masker itu menjerat burung camar selama beberapa waktu dan tali elastis masker sudah menjerat kakinya yang menyebabkan kaki burung itu bengkak," kata inspektur RSPCA Adam Jones.
Dampak terbesar mungkin terjadi di air. Lebih dari 1,5 miliar masker dibuang ke lautan tahun lalu. Kelompok lingkungan OceansAsia melaporkan sekitar 6.200 ton menjadi tambahan pencemaran plastik laut.
Ahli konservasi di Brasil melaporkan ada masker di dalam perut penguin yang terdampar di pantai. Juga, di dalam tubuh ikan buntal yang mati di lepas pantai Miami.
OpΓ©ration Mer Propre, organisasi nirlaba di Prancis, malah menemukan seekor kepiting mati yang terperangkap dalam masker di laguna air asin dekat Mediterania pada bulan September.
Masker dan sarung tangan sangat bermasalah bagi makhluk laut. "Ketika plastik itu terurai di lingkungan, mereka membentuk partikel yang semakin kecil," kata George Leonard, kepala ilmuwan dari LSM Ocean Conservancy yang berbasis di AS, kepada AFP.
"Partikel-partikel itu kemudian memasuki rantai makanan dan berdampak pada seluruh ekosistem," dia menambahkan.
Untuk mencegah dampak pada satwa liar itu, para ahli menyarankan agar warga dunia beralih memakai masker kain. Kalau pun memakai masker sekali pakai, pengguna diminta untuk memotong tali elastisnya untuk mengurangi risiko hewan terjerat.
OceansAsia juga meminta pemerintah untuk meningkatkan denda jika membuang sampah sembarangan dan mendorong penggunaan masker yang bisa dicuci.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol