Bangkok -
Akibat pandemi, Thai Airways kian menambah daftar panjang maskapai yang berada di ambang kebangkrutan. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan.
Baru-baru ini, tersiar kabar perihal kebangkrutan maskapai Thai Airways. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Selasa (9/2/2021), media Asia One mengatakan kalau pihak maskapai akan menurunkan jumlah pilot menjadi 905 orang saja.
Jadi untuk melakukan hal itu Thai Airways akan memberhentikan 395 pilotnya. Mereka juga tidak berencana untuk mempekerjakan lebih banyak pilot antara tahun 2021 dan 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maskapai ini juga meminta lessor pesawat, produsen mesin dan perusahaan jasa untuk mengurangi biaya mereka untuk meringankan beban Thai yang menumpuk. Per 30 September lalu, total kewajiban Thai mencapai 338,9 miliar baht dengan total aset 298,9 miliar baht.
Thai Airways sendiri sudah kehilangan statusnya sebagai badan usaha milik negara ketika Kementerian Keuangan Thailand mengurangi kepemilikannya di maskapai tersebut hingga di bawah 50%. Maskapai tersebut akhirnya mencari bantuan setelah kehabisan uang.
Pengadilan Kepailitan Sentral Thailand menyetujui rencana pemulihan tahun lalu setelah pandemi virus Corona menghentikan sebagian besar armadanya.
Padahal, pihak maskapai juga telah mengurangi biaya antara lain melakukan grounding tiga jenis pesawat dalam armada yang dimilikinya yakni Airbus A-330-300, Airbus 380 dan Boeing 747.
Selanjutnya: Thai Airways Sampai buka restoran di kabin pesawat dan jual odading.
Maskapai kebanggaan Thailand itu mengalami kondisi yang berat akibat pandemi Corona. Bahkan mereka sudah membuka usaha berjualan di luar jual tiket pesawat.
Untuk bertahan, Thai Airways membuka restoran di kabin pesawat. Mereka mengajak pelanggan untuk tetap mencicipi makanan pesawat di dalam pesawat kendati tak terbang.
Selain itu, Thai Airways turun ke jalan. Mereka menjual Pa Tong Go, dengan custard ungu kukus seharga 50 baht atau sekitar Rp 23 ribu. Makanan itu mirip cakwe atau odading kalau di Indonesia.
Thai Airways Buka Resto dengan Konsep Pesawat Foto: Facebook / THAI Catering |
Hasilnya, cukup menjanjikan. Lapak cakwe Thai Airways diminati warga. Ratusan pembeli mengantre dari jam 04.00 untuk menikmati camilan sarapan itu.
"Camilan itu sangat populer dan orang rela antre setiap pagi di 5 outlet di Bangkok," ujar pejabat Presiden Thai Airways, Chansin Treenuchagron seperti dikutip dari Bangkok Post, Minggu (11/10/2020).
Thai Airways mengklaim memperoleh 400.000 baht atau sekitar Rp 189,5 juta per hari atau 10 juta baht atau sekitar Rp 4,7 miliar dari kios-kios cakwe itu dalam sebulan. Dengan pendapatan yang menjanjikan itu, Thai Airways berencana membuka waralaba.
Treenuchagorn mengatakan perusahaan berusaha meningkatkan bisnis katering untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan menyelamatkan diri dari pandemi COVID-19.
"Adonan goreng sangat populer, kami dapat mengembangkan bisnis melalui waralaba dan menjangkau lebih banyak pelanggan di seluruh negeri," begitulah keterangan maskapai Thai Airways.
Sampai saat ini, Thai Airways memiliki lima gerai pa tong-go atau cakwe yang tersebar di seluruh Bangkok. Gerai-gerai itu tersebar di toko roti Puff & Pie di pasar Or Tor Kor, di kantor pusatnya di distrik Chatuchak, gedung Rak Khun Tao Fa, gedung THAI Catering di distrik Don Muang, serta kantor cabang THAI Airways di Silom.
Selanjutnya: Penerbangan ke antah berantah
Pada tahun lalu, pihak maskapai Thai Airways bahkan juga pernah mengeluarkan program berupa penerbangan ke antah berantah. Bertajuk THAI Magical Flying Experience Campaign,' tamu dibawa terbang dengan nuansa berbeda.
Diberitakan CNN, tawaran penerbangan baru dari Thai Airways ini memang sangat berbeda dari biasanya. Maskapai ingin menonjolkan kesan spiritualitas yang dalam.
Penumpang akan melewati beberapa situs keagamaan Buddha tersuci di Thailand, dengan penumpang melafalkan mantra di sepanjang jalan. Penerbangan tanpa tujuan atau ke antah-berantah ini bertujuan untuk tamasya dan berdurasi 3 jam perjalanan.
Dalam penerbangan itu, wisatawan akan diajak melewati 99 situs suci seperti Wat Arun dan Kuil Buddha Zamrud di Bangkok, Phra Samut Chedi di Samut Prakarn, Wat Phra Boromma That Chaiya di Surat Thani dan situs warisan yang terdaftar di UNESCO di Sukhothai dan Ayutthaya.
Kuil Wat Arun Foto: NFadils/d'Traveler |
Di atas pesawat, Dr. Khata Chinbunchon, peramal selebriti dan pakar sejarah agama yang akan memimpin rapalan doa Buddha selama penerbangan.
Wiwat Piyawiroj, wakil presiden di Thai Airways, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penerbangan tersebut dimaksudkan untuk mengikuti rencana pemerintah Thailand. Mereka ingin meningkatkan pariwisata domestik di negara tersebut.
Thailand, seperti banyak tempat lain di dunia, telah mengalami penurunan pendapatan pariwisata yang signifikan karena pandemi Corona.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!