TRAVEL NEWS
Isi Black Box Sriwijaya Air SJ 182, Ada Masalah di Autothrottle

Isi black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di kepulauan Seribu diumumkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Detik-detik terakhir penerbangan terekam dalam flight data recorder (FDR) yang telah ditemukan.
Sejauh ini baru FDR yang ditemukan, KNKT dibantu tim SAR masih terus melakukan upaya pencarian cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ182. KNKT mengaku pentingnya CVR ditemukan agar dapat diketahui percakapan antara pilot dan kopilot.
Namun dalam temuan awal dari FDR itu terlihat sistem autopilot pesawat mati saat ketinggian pesawat berkurang. KNKT menyebut ada anomali pada tuas pengatur tenaga mesin atau autothrottle pada pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu.
Ketua Subkomite IK Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, mengatakan, dari pengunduhan FDR, ada data sebanyak 370 parameter selama 27 jam yang terdiri atas 18 penerbangan. Itu termasuk penerbangan SJ182 Jakarta-Pontianak.
Setelah komunikasi ATC dan pilot terputus, petunjuk selanjutnya adalah dari flight data recorder (FDR). Berikut isi black box FDR Sriwijaya Air yang dipaparkan KNKT:
Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu lepas landas pada 9 Januari 2021, pukul 14.36 WIB. Penerbangan diawaki oleh 2 pilot, 4 awak kabin, dan membawa 56 penumpang.
"Setelah tinggal landas, pesawat terbang mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya (ABASA 20). Data FDR merekam sistem autopilot aktif (engage) di ketinggian 1.980 kaki," papar Nurcahyo saat jumpa pers, Rabu (10/2/2021).
Pada saat melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur (tenaga berkurang). Sementara itu, throttle sebelah kanan tetap.
Komunikasi terakhir pilot Sriwijaya Air SJ182 dan petugas air traffic controller (ATC) pada 9 Januari 2021 itu terekam hingga pukul 14.39.59 WIB. Setelah itu, kondisi terakhir pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC ini diketahui dari rekaman FDR.
Baca juga: Pantun dan Puisi tentang Virus Corona |
Pada pukul 14.40.05 WIB, FDR merekam ketinggian tertinggi pesawat adalah 10.900 kaki. Lalu ketinggian pesawat terus berkurang.
"Setelah ketinggian itu, pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif atau disengage, arah pesawat saat itu 016 derajat. Sikap pesawat, hidungnya pada posisi naik atau pitch up dan pesawat mulai miring ke kiri atau roll ke kiri. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri berkurang sedangkan yang kanan tetap," ujar Nurcahyo.
Pada pukul 14.40.10 WIB, FDR mencatat autothrottle tidak aktif (disengage). Sikap pesawat yang tadinya pitch up berubah jadi pitch down atau menunduk.
"Sekitar 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data," katanya.
KNKT bersama Basarnas masih berupaya menemukan bagian lain dari Black Box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yakni Cockpit Voice Recorder (CVR) untuk mengetahui percakapan terakhir pilot dan kopilot.
Simak Video "Berselang Hampir 2 Tahun, Investigasi Jatuhnya Sriwijaya Air Terungkap"
[Gambas:Video 20detik]
(ddn/ddn)