Selama 10 tahun terakhir, Banyuwangi telah meraih berbagai keberhasilan transformasi. Sederet penghargaan telah diraih mulai dari ekonomi, sosial hingga pariwisata.
Berbagai penghargaan yang diraih Banyuwangi di antaranya, perencanaan pembangunan terbaik, ASEAN Tourism Standard Award kategori clean tourism city, UNTWO Awards for Innovation in Public Policy Governance dan lain sebagainya.
Salah satu jurus yang dikembangkan Banyuwangi dalam mendatangkan wisatawan adalah mengembangkan ekowisata atau pariwisata ramah lingkungan. Konsepnya yaitu mengoptimalkan dan melestarikan potensi alam dan budaya khas Banyuwangi secara berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelemahan adalah kekuatan kita punya banyak kelemahan selama ini hutan, laut itu menjadikan kantong kemiskinan kita, Taman Nasional menjadi kantong kemiskinan kita, tetapi kami lihat ini opportunity maka kita putuskan ekowisata. Kami tidak harus mengubah kampung kami tapi cukup kami dibuat menjadi lebih bersih," kata Bupati Banyuwangi, Azwar Anas dalam Webinar Refleksi 10 Tahun Perjalanan Transformasi Banyuwangi, Senin (15/2/2021).
Banyuwangi pernah menyelenggarakan festival kali bersih. Selain untuk mendatangkan wisatawan tujuan lainnya adalah menggerakkan masyarakat untuk mencintai sungai, menjaga kelestariannya dan tidak buang air besar di sungai.
"Sungai juga kita festival kan yang dulu banyak tempat-tempat rekaman alias tempat nongkrong orang BAB saya bilang kalau pingin dikunjungi wisatanya tidak bisa lagi di sungai-sungainya ada orang nongkrong BAB dan seterusnya, maka kita buat sungai bersih," kata Azwar.
Sebelumnya, untuk menciptakan budaya bersih, festival toilet bersih pun diselenggarakan. Kegiatan ini diikuti seluruh pengelola destinasi wisata, sekolah, kantor pemerintahan hingga tempat ibadah.
"Orang banyak komplain. 'Pak Anas katanya toilet aja difestivalkan kurang pekerjaan', padahal dalam rangka membuat budaya toilet bersih," kata Anas
Tak hanya destinasi wisata, Banyuwangi pun memiliki bandara ramah lingkungan pertama di Indonesia dengan sirkulasi udara yang alami atau tidak menggunakan AC, pencahayaan yang juga alami, penggunaan material natural yaitu kayu ulin bekas, nuansa hijau dan lokasinya yang berada di sekitar pertanian yang alami.
"Kita melibatkan beberapa arsitek hebat di Banyuwangi, untuk mendesain termasuk dalam pembangunan bandara, nanti terminal terpadu pariwisata begitu juga relokasi dana pen yang sekarang kita libatkan arsitek," kata Anas.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!