Menparekraf Sandiaga Uno dorong para pengrajin ulos di Kampung Ulos, Desa Silalahi, Sumatera Utara, untuk terus berinovasi meningkatkan produksi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meresmikan Kampung Ulos Silahisabungan. Dia menuturkan, keahlian para penenun merupakan berkah Tuhan Yang Maha Esa.
"Saya senang sekali dapat melihat langsung dan ini kebanggaan kita semua, bahwa Tuhan YME telah memberikan berkah kepada masyarakat berupa keahlian untuk membuat ulos. Ini adalah keahlian yang harus kita kemas untuk dapat memberikan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi masyarakat," ujarnya dalam siaran pers yang diterima detikTravel, Sabtu (20/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sandiaga merencanakan program satu desa satu produk kreatif untuk menjadikan ulos sebagai produk kreatif yang dapat membuka lapangan kerja. Nantinya, produk kreatif yang dihasilkan bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba.
"Kita harus mencari Inovasi dan kreativitas apa yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi, paling tidak 50 persen sehingga pendapatan meningkat. Serta mendorong program one village one creative produk," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Dairi, Eddu Keleng Ate Berutu menjelaskan, bahwa kampung ulos ini terdiri dari lima desa. Di dalamnya, ada 400 pengrajin ulos yang bekerja setiap hari.
"Semula masyarakat menenun untuk ulos adat dimana ulos tersebut banyak dipesan oleh masyarakat di kabupaten lain seperti Simalungun, Karo, dan lainnya termasuk ulos Pakpak dan ulos Toba. Namun dari waktu ke waktu belum bisa membawa kesejahteraan yang tinggi bagi para penenun," ujarnya.
Untuk itu, pemerintah Kabupaten Dairi mengambil inisiatif untuk melakukan diversifikasi produk. Awalnya, para penenun membuat ulos hanya dipakai saat upacara adat, namun akhirnya kain ulos juga dibuat untuk digunakan dalam semua kesempatan.
"Langkahnya dengan cara mencari benang-benang yang lebih halus dan lebih stylish agar dapat diproduksi menjadi produk yang lebih fashionable," katanya.
Kain ulos ditenun menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanaman endemik di sana. Cairan hasil perasan tumbuhan direbus, lalu benang dicelup ke dalamnya berulang-ulang hingga merata.
"Kami ingin masuk kepada pasar negara-negara yang sangat peduli kepada pelestarian lingkungan. Kami juga ingin memastikan Danau Toba tetap tinggi airnya dan tanaman tetap terjaga, karena selama ini pengrajin memanfaatkan pewarna alam dari tanaman yang berada di sekitar Danau Toba," katanya.
(elk/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol