Pesawat-pesawat lawas biasanya mangkrak dan dibuang. Tapi, maskapai Uni Emirat Arab (UEA) Etihad Airways berinovasi untuk memanfaatkannya.
Dikutip detikTravel dari beberapa sumber, Etihad Airways mengubah bagian interior pesawat lama menjadi sebuah karya seni yang dipamerkan di kantor pusat maskapai. Maskapai penerbangan ini bekerja sama dengan seorang seniman lokal.
Dengan peralatan dan perlengkapan seadanya, para seniman memanfaatkan gulungan karpet yang terdapat di pesawat, kain usang, jendela, sampai kursi di kelas ekonomi untuk instalasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek tersebut merupakan gerakan ramah lingkungan yang dilakukan maskapai dalam menangani limbah. Jika sebelumnya mayoritas pesawat lama akan dibuang ke pembuangan sampah, Etihad justru membuatnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
"Bagian akhir masa pakai yang akan dibuang ke tempat pembuangan akhir telah diubah fungsinya menjadi instalasi seni yang indah oleh seniman terampil yang menggunakan sisa pesawat langka dan tidak diinginkan," kata Direktur Eksekutif Guest Experience and Brand Marketing Etihad Airways, Terry Daly, dalam sebuah pernyataan.
"Dengan berkolaborasi dengan seniman dari komunitas lokal, tujuan kami tidak hanya menampilkan bakat tapi untuk lebih mendorong inovasi berkelanjutan yang baik untuk lingkungan," dia menambahkan.
Pematung asal Abu Dhabi, Azza Al Qubaisi, membuat karya seni dari rel pemasangan di lantai tempat duduk. Dia antusias mengerjakannya.
"Setelah mendekonstruksi beberapa kursi, saya memiliki apresiasi yang lebih besar untuk ergonomi dan teknologi yang ada di dalamnya, ada ratusan bagian," katanya.
Seniman kelahiran Irlandia yang kini tinggal di Dubai, Christine Wilson, membuat karya multidimensi dari tirai pesawat, panel dinding, pelampung, dan interior kabin.
"Ini mewakili kebanggaan nasional dan mengingatkan kita pada awal dan perjalanan baru," kata Christine.
(elk/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum