Singapura Pede Ajak Pebisnis dan Turis Singgah Lewat Teknologi dan Kreativitas

Singapore Tourism Board bersama pelaku industri MICE di Singapura meluncurkan SingapoReimagine MICE Virtual Show. Mengajak peserta mengunjungi tempat kuliner sampai kelas memasak secara virtual.

Acara itu digelar selama dua hari, Rabu (3/3/3031) dan Kamis (4/3). Tujuannya, untuk memulihkan industri MICE atau Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran). Mereka mengundang hampir 800 peserta virtual dari negara Asia Tenggara.

"Saya berharap Anda menggunakan kesempatan ini untuk beristirahat sejenak. Selain itu, melihat bagian lain dari industri pariwisata Singapura mulai membentuk ulang produk yang mereka tawarkan untuk menjangkau lebih luas di dunia," kata Chief Executive, Singapore Tourism Board, Keith Tan, dalam video pembukaan.

Peserta diajak untuk mengikuti tur budaya yang disiarkan langsung dari Waterloo Street dan Little India. Kemudian, kelas memasak dari distillery lokal Brass Lion Distillery dan Malcom Lee, koki pemilik restoran peranakan Michelin-star pertama di dunia, Candlenut.

Selain itu, tur kedai kopi peranakan tertua di Singapura, Killiney. Mulai dari sejarah hingga soal halal atau tidaknya hidangan Killiney.

Dalam acara itu, Singapura juga menunjukkan pertemuan virtual 1-on-1 antara peserta dan 40 mitra seperti hotel, convention centers dan operator tur.

Keith bilang Singapura berhasil membuat kemajuan dalam menangani pandemi Covid-19. Dia menyebut pada Februari 2021, sudah ada hampir 50 acara di Singapura, salah satunya TravelRevive.

Sementara itu, Executive Director (Conventions, Meetings & Incentive Travel), Singapore Tourism Board, Dr Edward Koh mengatakan, Singapura bakal memaksimalkan teknologi dan kreativitas untuk bisnis dan melancong di Singapura.

"SingapoReimagine MICE Virtual Show mendemonstrasikan bagaimana kami mengubah model industri untuk meraih peluang baru, dan memperkuat reputasi kami sebagai destinasi yang aman, terpercaya, dan inovatif untuk acara bisnis," kata Edward.

"Kami berharap delegasi dari seluruh dunia bergabung dengan kami dalam perjalanan eksplorasi dan menghidupkan kembali impian perjalanan ke Singapura," dia menambahkan.

Diakui atau tidak pandemi virus Corona memaksa pelaku industri waktu untuk beradaptasi. Dia optimistis akan masa depan pariwisata yang lebih cerah. Apalagi, warga dunia mulai gatal untuk melakukan perjalanan lagi.

"Pada akhirnya hasilnya akan sepadan karena saat ini orang-orang rindu interaksi secara langsung," kata Assistant Chief Executive Singapore Tourism Board Jeannie Lim.

Menyusuri dan Berfoto di Heha Sky View, Yogyakarta

Menyusuri dan Berfoto di Heha Sky View, Yogyakarta