Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan dana pemulihan pariwisata sebesar Rp 100 miliar. Ada tujuh sektor yang akan mendapatkan dana tersebut.
Sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pascapandemi. Sektor ini memiliki potensi besar karena terus tumbuh dan populer di tingkat internasional.
"Memasuki 2021-2022, sektor pariwisata Indonesia telah memasuki masa recovery. Indonesia, terutama Bali, telah menjadi destinasi pilihan pertama wisatawan dunia. Pemerintah dan para stakeholder sektor ini pun diharapkan mampu memiliki visi jangka panjang sampai pada 2030," ujar Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus Tourism, pada The 6th Strategic Discussion: Redefining Sustainable Tourism Roadmap, Selasa (9/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hermawan, visi jangka pendek untuk 2022 sektor pariwisata harus berfokus terlebih dahulu pada wisatawan domestik sebagai kunci utama pemulihan ekonomi nasional. Disusul dengan visi jangka menengah pada 2025 untuk mengembangkan sustainable tourism bagi para turis regional.
Di sini, sektor pariwisata telah memasuki masa rise. Terakhir, jangka panjang pada 2030 di mana Indonesia sudah dapat menjadi World-Class Integrated and Sustainable Tourism Growth Destination.
"Semuanya harus dilakukan dengan sangat cepat. Kita harus melihat berbagai peluang yang ada saat ini. Jangan hanya CHSE saja yang teknikal, tetapi juga harus dapat menerapkan SDG atau Sustainable Development Goals pada sektor pariwisata," katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, yang juga hadir pada acara tersebut, menuturkan pemerintah saat ini telah mempersiapkan strategi akselerasi pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dimulai dari jangka pendek, yang saat ini sudah dijalankan yang fokusnya pada wisatawan Nusantara. Lalu jangka menengah-panjang mempersiapkan Indonesia sebagai destinasi wisata pilihan di Asia Tenggara dengan konsep quality and sustainable tourism.
Pemerintah juga berencana membangun berbagai destinasi wisata yang ramah lingkungan dengan menggunakan energi terbarukan.
"Kami akan memastikan industri pariwisata akan menghasilkan zero carbon footprint pada setiap kegiatan di destinasi wisata terutama Bali maupun di tempat lainnya," kata Sandiaga.
Di samping itu, pemerintah akan berfokus pada peningkatan akses pembiayaan untuk pemulihan sektor pariwisata. Target penyaluran pendanaan pada 2021 pun mencapai Rp 100 miliar.
Sandiaga menjelaskan terdapat tujuh sektor utama yang mendapatkan pembiayaan tersebut, yaitu kuliner, fesyen, kriya, aplikasi, pengembang permainan, film-animasi-video, serta pariwisata khususnya untuk desa wisata.
Peningkatan akses pembiayaan akan dilakukan dengan program matchmaking atau mempertemukan para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang memiliki kebutuhan pembiayaan dengan alternatif sumber pembiayaan dari lembaga keuangan, baik perbankan maupun nonperbankan.
"Pariwisata dan ekonomi kreatif ingin menjadi solusi dari isu sustainability. Kami akan beralih dari mass tourism menjadi sustainable tourism dan ecotourism yang mengutamakan sustainability, serenity, dan spirituality. Kami akan mendorong kualitas daripada kuantitas di sektor pariwisata," ujar Sandiaga.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!