Hotel diwajibkan menerapkan protokol kesehatan saat buka pintu bagi traveler pada pandemi ini. Survei menunjukkan belum semua hotel menyadari perlunya prokes.
Selama pandemi Covid-19 di Indonesia, sektor pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak. Itu berkaitan juga dengan berbagai kebijakan pembatasan aktivitas sosial dan mobilitas masyarakat sebagai langkah untuk meminimalkan penyebaran virus Corona lebih luas lagi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno merencanakan program untuk membangkitkan sektor pariwisata di Indonesia dengan penerapan tiga hal yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari rilis yang diterima detikcom dari Pegipegi, Jumat (12/3/2021), survei menunjukkan bahwa 99% hotel rekanan situs pemesanan hotel itu telah menerapkan protokol kesehatan.
Dari hasil survei menunjukkan enam dari 10 hotel rekanan optimistis penerapan prokes dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat lagi, sehingga okupansi hotel meningkat.
Pegipegi mengadakan survei untuk mengetahui apa saja aspirasi pelaku industri perhotelan di Indonesia dalam menghadapi pandemi mulai dari inovasi, adaptasi, hingga kolaborasi yang dilakukan untuk tetap bertahan, sekaligus optimisme di tahun 2021.
Survei itu dilaksanakan pada 10 - 24 Februari 2021 kepada lebih dari 250 partner hotel yang tersebar di Indonesia. Dengan komposisi 37.6% responden adalah bintang 3, 22,4% adalah bintang 4, 19,2% adalah non-bintang, 13,6% adalah bintang 2, 5,2% adalah bintang 5, dan 2% adalah bintang 1.
Dari hasil survei itu menunjukkan bahwa saat ini 99% hotel telah menerapkan standar protokol kesehatan.
Dalam penerapan protokol kesehatan ini, 60% merasa penerapan protokol kesehatan membuat okupansi hotel meningkat, 32% tidak merasa adanya peningkatan setelah dilakukannya protokol kesehatan, dan 8% tidak tahu bahwa protokol kesehatan membuat okupansi hotel meningkat.
Sebagai langkah untuk beradaptasi, Menparekraf juga mendorong para pelaku industri pariwisata untuk memenuhi syarat protokol Cleanliness, Healthy, Safety and Environmental Sustainability (CHSE).
Saat ini, 70% partner hotel sebagai responden telah memiliki sertifikasi CHSE dari Kemenparekraf RI. Sebagai langkah lain untuk beradaptasi, hotel juga melakukan berbagai upaya lain seperti disinfektan lingkungan hotel secara teratur (85%), meminimalkan biaya operasional hotel (62%), hingga melakukan tes COVID-19 kepada setiap karyawan secara rutin (34%).
Untuk mempercepat pemulihan pariwisata, kolaborasi juga perlu dilakukan dengan berbagai pihak dengan perencanaan yang matang dan strategis.
Beberapa langkah yang telah dilakukan oleh para pelaku industri perhotelan diantaranya adalah bekerja sama dengan online travel agent atau OTA (84%), bekerja sama dengan pemerintah setempat (44%), dan bekerja sama dengan instansi swasta dan komersial di luar industri hotel (41%).
Selain itu, mereka juga telah bekerja sama dengan instansi atau organisasi perhotelan di Indonesia.
Selain adaptasi dan kolaborasi, inovasi juga perlu dilakukan sebagai penyesuaian kebutuhan masyarakat yang berubah di tengah pandemi.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Pegipegi, cara industri perhotelan berinovasi diantaranya adalah dengan meningkatkan promosi digital (83%), memberikan promosi long stay (53%), hingga menyediakan teknologi nirkontak (39%).
Selain itu, hotel-hotel juga memberikan promosi work from hotel seiring yang saat ini juga menjadi salah satu tren yang muncul. Tidak sedikit juga hotel memberikan program food delivery dari produk restoran pada properti mereka.
Para pelaku industri perhotelan di Indonesia juga mempunyai aspirasi yang mereka harapkan kepada pemerintah Indonesia, diantaranya adalah:
1. Memberikan infrastruktur yang memadai sesuai standar protokol kesehatan di setiap lokasi wisata (69%)
2. Membagikan vaksin sesegera mungkin (66%)
3. Melakukan relaksasi regulasi pembatasan aktivitas masyarakat (49%)
4. Memberikan insentif fiskal (37%)
5. Memberikan diskon transportasi umum (27%)
Selain harapan kepada pemerintah, para pelaku industri hotel juga mempunyai harapan kepada masyarakat Indonesia yang berencana untuk melakukan aktivitas traveling pada era new normal seperti saat ini.
Di antaranya, penerapan protokol kesehatan 3M yang disiplin, mencari dan mempelajari informasi sebanyak mungkin terhadap peraturan protokol kesehatan di tempat wisata yang akan dikunjungi, hingga membeli produk lokal ketika pergi ke suatu daerah.
Langkah itu diyakini bakal mendorong pulihnya pariwisata Indonesia sekaligus membangkitkan kembali perekonomian masyarakat. Terutama, sektor wisata.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum