Salah satu pendiri Mapala UI, Herman Lantang meninggal dunia. Sosoknya yang menyenangkan memiliki kesan mendalam bagi anggota muda Mapala UI.
Bagi anggota Mapala UI (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia), Herman Lantang atau yang kerap disapa Opa Herman merupakan sosok panutan yang sangat ramah. Sering bercerita pengalamannya di masa muda, beliau begitu ingin mengenal anggota Mapala satu per satu.
"Beliau senang sekali bercerita tentang pengalaman-pengalamannya bergiat, terkadang sampai kita yang mendengarkan bisa merasa mengalami sendiri. Waktu pertama bertemu, beliau mengajak para anggota baru untuk berfoto dan dengan gaya akrabnya menanyakan nomor anggota kami satu persatu, karena beliau ingin terus mengenal muda-mudi Mapala," kata anggota Mapala UI melalui Humas Mapala UI, Revva Rivaldi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau berusia lanjut, Herman begitu bersemangat. Hal itulah yang membuat anggota Mapala UI begitu terkesan.
"Yang paling berkesan waktu HUT Mapala 55 di HLC, Opa semangat sekali menyambut setiap anggota Mapala yang baru tiba, dengan raut wajahnya yang sumringah dan bicaranya yang agak terbata-bata," tambahnya.
Sahabat Sok Hok Gie ini pun sering berpesan kepada anggota Mapala UI untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya. Tak lupa, beliau mengingatkan anak-anak muda tersebut untuk taat kepada Tuhan.
"Beliau selalu berpesan untuk selalu taat kepada Tuhan dan beliau juga selalu berpesan untuk kami agar selalu semangat bergiat dan memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya," ujar anggota Mapala UI.
Sebagai salah satu pendiri Mapala UI, Herman sering berkomunikasi dengan para anggota muda. Beliau mampu membangkitkan semangat anak muda di usianya yang tak lagi muda.
"Opa Herman masih sering berkontak dengan mapala-mapala muda, apalagi selama pandemi. Beliau tidak bosan membagikan memori-memorinya sewaktu muda untuk memantik semangat kita untuk tetap bergiat," pungkasnya.
Herman Lantang merupakan sesepuh dari Mapala UI bersama Sok Hok Gie. Keduanya berasal dari Fakultas Sastra UI. Pada 12 Desember 1969, Herman dipercaya sebagai pemimpin Mapala UI. Di pangkuan Herman, Sok Hok Gie menghembuskan napas terakhirnya di Puncak Mahameru.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol