Melonjak di Juli 2020, Tren Staycation Diprediksi Terus Tarik Wisatawan

Saat sulit untuk bepergian, staycation menjadi tren pariwisata yang baru. Masyarakat yang bosan di rumah mencari cara berlibur dengan penerapan protokol kesehatan.

Menurut pemaparan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, tren staycation naik 40-300 persen saat peak pandemi. Menurut jumlah pencarian hotel di platform wego, minat staycation di Yogyakarta meningkat hingga 298 persen pada Juli 2020.

"Selama kurun waktu pandemic itu bulan Juli 2020 itu terjadi kenaikan yang cukup signifikan misalkan di kota Yogyakarta itu naiknya 298 persen ," kata Bhima dalam Webinar 'Insight from IDeA: Potensi Pengembangan SDM Vokasi Pariwisata Menyambut Rebound Pariwisata Nasional." Selasa, (30/3/2021).

Potensi staycation tentu diharapkan bisa membangkitkan pariwisata. Tren ini pun diprediksi akan terus meningkat di kalangan wisatawan.

"Ke depannya ini akan menjadi tren liburan yang akan jauh lebih meningkat lagi," kata Bhima.

"Tren staycation ini kan liburan tapi jaraknya tidak jauh dari rumah dengan standar protokol kesehatan dari kalau dari Jakarta mainnya ke Bandung, Semarang mainnya ke Yogya misalnya," tambanhnya.

Saat tren staycation meningkat, pelayanannya pun akan berbeda dengan perhotelan konvensional. Demand orang yang staycation dengan yang reguler jauh berbeda, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang bisa memberikan rasa aman kepada tamu.

"Misalnya mereka resepsionis hotel harus bisa menjawab kami patuh kepada protokol kesehatan, detailnya bisa disampaikan dengan jelas, sehingga customer lebih yakin staycation di hotel tersebut," kata Bhima.

"Artinya perubahan tren pariwisata membutuhkan tenaga kerja-tenaga kerja yang spesialisasi khususnya di tren-tren yang baru," tambah Bima.

Nikmati Staycation Nyaman di Gili Trawangan, Lombok

Nikmati Staycation Nyaman di Gili Trawangan, Lombok