Perspektif kapal pesiar
Kapal pesiar yang melintasi Terusan Suez atau perairan sempit lainnya mengalami tantangan yang sama seperti kapal kontainer. Pertama, mereka juga sangat tinggi.
"Semakin tinggi kapal, semakin banyak angin yang menerpa, semakin rentan terhadap efek angin, sehingga semua itu harus dipertimbangkan," kata Kapten David Bathgate dari Seabourn Cruise Line milik Carnival.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bathgate memiliki pengalaman pelayaran puluhan tahun. Dalam dua dekade terakhir, ia bekerja di kapal kargo, kapal curah, kapal kontainer, dan kapal tanker minyak.
Seperti Gupta, dia bekerja dengan tim di kapal untuk membuat rencana pelayaran. Ada empat langkah yang harus disiapkan, yakni penilaian, perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan.
Penilaian memastikan tim memiliki grafik yang benar, peringatan navigasi dan kondisi meteorologi terkini.
"Kemudian perencanaan, membuat rute itu sendiri melalui berbagai bahan. Pelaksanaan membawa kapal itu ke tujuan dan pemantauan yang melibatkan pengawasan terhadap kapal dalam perjalanan dan memastikan kapal berada di jalur yang benar," terang dia.
![]() |
Bathgate mengatakan setiap rencana pelayaran akan diperiksa oleh setidaknya empat orang, termasuk navigator senior dan petugas lingkungan.
Sebelum menavigasi jalan sempit, seperti Suez, tim Bathgate akan memastikan mereka sadar akan kedalaman, lebar jalur air dan bahaya navigasi tambahan di dalamnya.
Karena, di sana bisa terdapat area dangkal hingga tikungan. Meskipun kondisi topografi tersebut tidak mungkin berubah, cuaca yang tidak terduga dapat memberikan efek yang tidak terduga.
"Di Suez, misalnya, salah satu bahaya utama adalah badai pasir. Jadi dengan sangat cepat dan tanpa peringatan, angin yang sangat kuat dapat menyergap dengan jumlah pasir yang signifikan dan mengurangi jarak pandang," kata Bathgate.
Bathgate juga mencatat saat kapal transit di kanal saat akan konvoi menggunakan. Jadi ketika mereka mendekati kanal, mereka berlabuh dan menunggu konfirmasi slot waktu.
"Kapal pesiar biasanya diberi nomor satu dalam konvoi dan sering diikuti oleh kapal kontainer besar," katanya.
Kapal pesiar biasanya mendapat prioritas karena jumlah penumpangnya dan bekerja dalam waktu yang sempit. Ini tidak hanya terjadi di Suez, tetapi juga di perairan lain.
Biasanya dua atau tiga pilot Suez akan naik kapal pesiar untuk membantu transit. Jadi seberapa mudah kapal pesiar bisa memperlambat atau mempercepat lajunya, ini sangat mirip dengan kapal kontainer.
"Jika kami ingin melakukan crash stop dengan menggunakan mesin secara penuh, maka hanya akan memakan waktu kurang dari lima menit, dan jarak tiga perempat mil. Untuk ukuran kapal, itu angka yang cukup mengesankan," jelas Bathgate.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol