Desain istana negara di ibu kota baru menjadi perbincangan di media sosial hingga viral. Tidak sedikit yang menilai desain bangunan itu enggak banget.
Desain istana presiden di ibu kota baru Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang menjadi perbincangan itu berbentuk burung garuda dengan sayapnya yang sedang membuka lebar.
Desain itu dipublikasikan oleh Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa lewat akun Instagramnya pada 18 Maret 2021. Tapi, kemudian unggahan itu dihapus dari akun Instagram Suharso.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima ikatan arsitek Tanah Air merespons unggahan itu. Mereka gelisah dengan desain gedung istana presiden itu.
Kelima asosiasi tersebut adalah Asosiasi Profesi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Green Building Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP).
Gimana? pic.twitter.com/jeD50us8mV
β Ogie Hartantyo (@ogiehart) March 29, 2021
"Bangunan gedung istana negara seharusnya merefleksikan kemajuan peradaban/budaya, ekonomi dan komitmen pada tujuan pembangunan berkelanjutan negara Indonesia dalam partisipasinya di dunia global," kata Ketua Ikatan Arsitek Indonesia, I Ketut Rana Wiarcha, dalam rilis, Rabu (31/3/2021).
Istana negara di ibu kota baru itu seharusnya menjadi contoh bangunan yang secara teknis mencirikan prinsip pembangunan rendah karbon dan cerdas sejak perancangan, konstruksi hingga pemeliharaan gedungnya.
Asosiasi arsitek itu menyebut metafora dalam dunia perancangan arsitektur era teknologi 4.0 merupakan pendekatan yang mulai ditinggalkan. Sebab, desain itu tidak mampu menjawab tantangan dan kebutuhan arsitektur saat ini dan di masa mendatang.
"Metafora harfiah yang direpresentasikan melalui gedung patung burung tersebut tidak mencerminkan upaya pemerintah dalam mengutamakan forest city atau kota yang berwawasan lingkungan," dia menjelaskan.
Selain itu, mereka meminta pemerintah terbuka dalam proses perencanaan desain ibu kota dengan melibatkan masyarakat luas. Apalagi, nantinya rancangan tersebut akan menjadi representasi Indonesia dan menjadi dasar atas perkembangan peradaban Indonesia dalam kancah dunia.
Lima asosiasi arsitek itu sekaligus menyampaikan rekomendasi untuk gedung istana negara di ibu kota baru.
Pertama, istana versi burung garuda disesuaikan menjadi monumen atau tugu yang menjadi tengaran (landmark) pada posisi strategis tertentu di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan dilepaskan dari fungsi bangunan istana.
Kedua, mengusulkan desain bangunan gedung istana agar disayembarakan dengan prinsip dan ketentuan desain yang sudah disepakati dalam hal perancangan kawasan maupun tata ruangnya, termasuk target menjadi model bangunan sehat beremisi nol.
"Dalam memulai pembangunan tidak harus melalui bangunan gedung, tetapi dapat melalui tugu nol yang dapat ditandai dengan membangun kembali lanskap hutan hujan tropis seperti penanaman kembali pohon endemik Kalimantan," kata dia.
Selanjutnya: Pembangunan Ibu Kota Baru Tetap Berlanjut
Simak Video "Video: Pandawara Group Curhat ke Prabowo soal Susahnya Izin Buang Sampah"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol