Adakah di antara traveler bertanya, mengapa tiket bus yang terbilang terjangkau masih mendapat makan? Kenapa demikian?
Untuk menjawab pertanyaan itu, tim redaksi datang langsung ke Kudus. Kami bertemu dan berbincang dengan Dir Ops PO Haryanto, Rian Mahendra.
Kata dia, memberi makan besar di kelas eksekutif ke atas adalah pelayanan. Dan bila ada tambahan snack, kata Rian, karena tiket bus PO Haryanto sudah lebih tinggi dari yang lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Servis, pelayanan atau servis," kata Rian di Garasi PO Haryanto Kudus beberapa waktu lalu.
"Tiket yang dijual PO Haryanto itu sudah lebih dari tiket PO manapun yang ada di kelasnya. Di manapun kita berada dan itu lebih mahal," dia menambahkan.
Selain mengutamakan servis, jatah snack, minum, dan makan bagi penumpang bus itu sudah tradisi. Jadi, pemilik bus AKAP tinggam melanggengkannya.
"Jadi kita ngikutin standar operasional yang ada saja, adat. Bus itu kalau eksekutif ada makanannya ya kita bikin," ujar Rian.
"Jadi kalau dibilang murah ya memang tiket bus ini luar biasa murah. Karena dari segi omzet pun aslinya ya dibanding kereta ya jauhlah," dia menambahkan.
Di PO Haryanto, fasilitas yang diterima penumpang hampir sama dengan PO-PO lain. Ada gratis makan prasmanan, snack, tempat duduk yang nyaman, selimut, audio video.
Lalu, apakah margin keuntungannya besar dari penjualan tiket?
"Nggak. Nggak besar, nggak besar. Makanya, pengusaha bus nggak bisa buat foya-foya hidupnya. Beneran," tukas dia.
Selain tak bisa foya-foya, Rian menyebut pendapatan PO hanya bisa digunakan untuk modal usaha kembali. Selebihnya, keuntungan perusahaan yang dijalankannya ini digunakan untuk bersedakah.
"Karena memang omzet pendapatan, pemasukan dari bus itu nggak banyak. Makanya usaha bus kayak bapak ini, uang usaha ya buat usaha. Usaha memang harus untung tapi kan untungnya tinggal buat apa, gitu," kata Rian.
"Buat usaha lagi, buat sodakoh, buat apa," dia menambahkan.
PO Haryanto memang memiliki ribuan anak asuh. Selain itu, hasil perusahaan juga untuk menghidupi ribuan karyawan.
"Apalagi perusahaan ini menghidupi 5.361 anak yatim. Kan nggak sedikit biayanya," dia menjelaskan.
"Karyawan di divisiku langsung ada 1.700-an. Di bawah bapak dan Dek Agus ya 400-300-an. Ya hampir 2.000-an lebih," kata dia.
***
PO Haryanto masih menyimpan segudang fakta menarik lain. Laporan khusus lainnya masih akan ada di berita selanjutnya!
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025