Kendati pandemi COVID-19 belum usai, masyarakat Eropa mulai kembali berkumpul di restoran sampai mengadakan pesta. Spanyol menjadi destinasi andalan mereka.
Dilansir dari Associated Press, Kota Madrid di Spanyol kini sudah mulai ramai di malam hari. Sekelompok pemuda dari berbagai negara, mulai dari Italia, Belanda, Jerman, hingga Prancis berkumpul di daerah Old Madrid untuk bersenang-senang.
Mereka yang usianya masih kepala dua ini tak gentar melaksanakan pesta, kegiatan yang tak bisa mereka lakukan ketika dilakukan lockdown ketat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Madrid sendiri kini dipandang bak oasis di tengah padang gurun. Kota ini mengizinkan restoran dan bar buka. Tak hanya itu, museum dan bioskop juga sudah diizinkan beroperasi meski angka COVID-19 masih tinggi di sana.
Tak cuma Madrid, kota di Spanyol lainnya rupanya juga melakukan hal serupa. Mereka mengizinkan kegiatan hiburan berjalan, termasuk jelang libur Paskah pada akhir pekan ini. Kebijakan ini tentu bertolak belakang dengan aturan pembatasan perjalanan yang disepakati negara Eropa.
![]() |
"Ini merupakan keistimewaan, saya bisa pergi ke bar karena di Prancis tidak diizinkan. Jadi saya datang ke restoran, menghabiskan waktu bersama teman-teman di luar rumah, menjelajahi kota," kata warga Prancis Romy Karel.
"Saya tidak ingat, kapan terakhir kali saya melakukan ini," ujarnya.
Spanyol rupanya menjadi destinasi yang seksi di mata negara Eropa lainnya. Jerman misalnya. Mereka melarang pembukaan pariwisata domestik dan tak mengizinkan orang bepergian ke luar negeri. Tapi pemerintah mengizinkan orang Jerman pergi ke Pulau Balearic, Spanyol.
Tak jauh beda dengan Jerman yang masih bersikukuh untuk membatasi pergerakan orang, Prancis juga menerapkan larangan serupa. Pemerintah Prancis memutuskan untuk membatasi pergerakan masyarakat hingga radius 10 kilometer.
Di samping itu, mereka juga masih memberlakukan jam malam nasional. Mereka menutup bar dan restoran pada malam hari, sejak Oktober lalu.
Karena banyak larangan seperti ini, orang Prancis akhirnya 'kabur' ke tempat yang lebih bebas yaitu Spanyol. Prancis kini menyumbang seperlima dari seluruh penerbangan yang masuk ke Madirid.
Berdasarkan analisis data roaming ponsel, terlihat peningkatan ponsel Prancis yang digunakan di Madrid sejak Januari. Biasanya, jumlah ini akan melonjak tiap akhir pekan.
Spanyol menjadi pusat turis Eropa tak cuma karena mereka mengizinkan orang bebas bersenang-senang tetapi masuk ke sana pun dipermudah. Mereka tak memberlakukan karantina bagi turis yang datang dari negara anggota Uni Eropa.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!