Pesawat jatuh adalah risiko pilot. Pilot satu ini termasuk beruntung karena selamat dari kecelakaan dan mampu bertahan hidup setelah terdampar di hutan Amazon.
Pilot tersebut bernama Antonio Sena. Dilansir dari BBC, Antonio mengalami kecelakaan pesawat pada Januari lalu.
Saat itu dia sedang menerbangkan pesawat yang mengirimkan pasokan bahan pokok ke kawasan tambang terpencil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mayday..mayday..mayday... Papa, Tango, India, Romeo, Juliet jatuh," kata Antonio saat mengirimkan pesan radio terakhirnya.
Antonio terbang sendirian. Di ketinggian 900 meter, pesawat tiba-tiba mengalami mesin mati.
Pesawat yang dikemudikan Antonio menabrak dahan pepohonan. Sehingga, Antonio harus melakukan pendaratan darurat di tengah lautan.
Pesawat Cessna yang dikemudikan Antonio mendarat paksa di suatu tempat di utara Sungai Amazon. Baru sedikit merasa aman, bahan bakar pesawat bocor dan mengenai seluruh bangkai pesawat.
"Saya harus meninggalkan pesawat, karena satu tahu saya berada dalam situasi yang sangat berbahaya," ujarnya.
Antonio bukanlah pemain baru di dunia penerbangan. Dari pendidikan dan latihan yang didapatnya, idealnya tim SAR akan mencarinya dalam waktu lima sampai delapan hari setelah laporan kecelakaan masuk. Dan, dia harus terus berada di sekitar pesawat jatuh.
"Saya mengambil apa pun yang saya bisa dan dapat membantu saya menghabiskan beberapa hari di hutan," dia mengisahkan.
![]() |
Tapi, seminggu berlalu tanpa ada tim SAR yang datang. Akhirnya, Antonio mulai berjalan dan menjauhi lokasi kecelakaan.
Buta arah di tengah hutan Amazon, sang pilot memutuskan untuk menjadikan matahari terbit sebagai patokan. Antonio akan berjalan sejauh dua sampai tiga jam sejak matahari terbit.
"Saya berjalan ke timur dan membuat rencana ketika malam tiba. Saya juga membangun tempat berlindung dan menyiapkan api," ujarnya.
![]() |
Mental yang dimiliki Antonio bukanlah kaleng-kaleng. Selain kursus pelatihan hidup di hutan, Antonio lahir dan tinggal di Amazon.
Bagaimana soal tenaga? Bisakah dia makan?
Antonio cuma bisa mengandalkan apapun yang ada di hutan itu, ya satwa liar, ya tumbuh-tumbuhan liar.
Dia pun memakan buah untuk menghalau rasa lapar.
"Ada buah yang belum pernah saya lihat seumur hidup saya. Tetapi, saya mengamati bahwa kawanan monyet memakannya. Jadi, saya pikir ini aman untuk dikonsumsi," dia menjelaskan.
Untuk kebutuhan protein, Antonio mendapatkannya dari telur nandu atau burung unta. Mau tak mau Antonio harus memakannya karena butuh energi untuk berjalan.
Meski begitu, Antonio masih harus berhati-hati ketika malam. Mewaspadai jaguar, buaya, dan anakonda berada dekat dengan air, Antonio tak pernah berkemah di samping sumber air.
"Setiap kali saya berhenti dan membangun tempat berlindung, saya melakukannya di atas bukit," kata Antonio.
Berjalan selama lebih dari sebulan, Antonio mulai kehilangan berat badan. Tapi, keterampilannya bergelut dengan alam liar membaik.Ya, Antonio semakin gesit di dalam hutan.
Setelah 36 hari berlalu, Antonio akhirnya bertemu dengan sekelompok pengumpul kacang Brasil di daerah terpencil. Awalnya, Antonio hanya mendengarkan suara manusia.
"Satu-satunya hal yang memotivasi saya dan memberi saya kekuatan untuk melanjutkan perjalanan adalah keinginan untuk melihat keluarga saya lagi," kata dia.
Harapan itu akhirnya terwujud. Dia bisa meninggalkan hutan dan bertemu dengan keluarga di bandara.
Setelah itu barulah Antonio mengetahui ternyata beberapa pesawat dan helikopter telah dikirim untuk mencarinya. Tapi, pencarian berhenti beberapa minggu sebelumnya.
"Saya akhirnya bisa memeluk mereka, memberi tahu mereka betapa saya mencintai mereka. Saya memikirkan mereka setiap saat," kata dia.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum