Pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kini berada di tangan negara. Menparekraf Sandiaga Uno pun berharap TMII tetap mengutamakan layanan pada masyarakat.
Sandiaga pun mencontohkan pengelolaan kawasan Gelora Bung Karno (GBK) yang sama-sama di bawah negara. Kawasan GBK saat ini begitu terbuka dan nyaman bagi wisatawan. Pengunjung tidak dipungut biaya, selain biaya parkir. Dia pun ingin agar TMII nantinya akan ditata seperti GBK.
Baca juga: Ternyata TMII Tidak Dibuat untuk Wisata, Lho |
"Saya memberi masukan pada Pak Pratikno (Mensesneg), bahwa layanan masyarakat harus diutamakan. Contohnya GBK, saya setiap minggu ke GBK. Begitu banyak masyarakat datang ke sana tidak dipungut biaya, selain parkir," kata Sandi di Lobby Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf Jakarta, Senin (12/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Kemenparekraf sendiri menyatakan siap jika ternyata dilibatkan dalam memberikan masukan, pemikiran hingga dalam hal pengelolaan TMII.
"Kami akan proaktif dalam memberikan pemikiran-pemikiran, saya yakin ke depan adalah pembentukan tim pengelolaan, sehingga bila diperlukan tentunya kami siap," imbuh Sandiaga.
Sandiaga juga mengaku siap apabila diajak berkolaborasi untuk menggelar event-event di TMII. Mantan Wagub DKI Jakarta ini menilai TMII sangat cocok sekali untuk jadi venue acara.
"TMII adalah destinasi wisata unggulan, terutama berkaitan dengan destinasi budaya. TMII punya potensi untuk menggelar event-event seperti MICE, pesta perkawinan, hingga pesta wirausaha karena sangat besar dan luas," ucap Sandi.
Apalagi TMII punya anjungan budaya dari 34 provinsi di Indonesia, menjadikan TMII sebagai perekat tenun kebangsaan dan kohesivitas Nusantara. "Pada prinsipnya kami sangat mendukung. Yang terpenting, layanan kepada masyarakat agar publik mendapat rasa aman, kenyamanan dan kualitas yang baik untuk wisatawan," tutupnya.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan