Sebuah studi terbaru memaparkan membiarkan kursi tengah kosong dapat mengurangi risiko penumpang pesawat tertular virus Covid-19. Jaga jarak bikin risiko penularan turun hingga 23 hingga 57 persen.
Dikutip dari AP, Kamis (15/4/2021), studi tersebut dipublikasikan Rabu, (14/4) oleh peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Universitas Negeri Kansas.
Gabungan peneliti itu menyimpulkan risiko penumpang pesawat terpapar virus Corona dari orang yang terinfeksi di pesawat bisa berkurang 23 persen hingga 57 persen jika kursi tengah kosong dibandingkan dengan penerbangan penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi itu mendukung penerapan jaga jarak yang sempat diterapkan oleh maskapai. Belakangan sih hampir seluruh maskapai menjual semua kursi.
Bahkan, cuma Delta, maskapai AS yang masih membiarkan kursi tengah kosong. Delta juga sudah berencana untuk turut menjual tiket kursi tengah mulai 1 Mei 2021.
Maskapai-maskapai itu berpendapat bahwa filter dan sistem aliran udara di sebagian besar pesawat membuat aman asalkan penumpang memakai masker, seperti yang diwajibkan oleh peraturan federal.
Para peneliti dari CDC dan Kansas State University itu mendapatkan kesimpulan tersebut dengan menghitung seberapa jauh partikel virus Corona di udara bisa berpindah di dalam pesawat. Dalam penelitian, mereka menggunakan boneka yang mengeluarkan aerosol untuk mengukur aliran partikel virus melalui mock-up kabin maskapai.
Tapi, studi tersebut tidak memperhitungkan pemakaian masker karena studi dilakukan pada 2017, sebelum pandemi Corona. Studi itu juga tidak mempertimbangkan vaksin Covid-19 pada penumpang.
CDC memang telah mengatakan orang yang divaksin Covid-19 dapat melakukan perjalanan dengan risiko rendah untuk diri mereka sendiri. Tapi bagaimanapun CDC lebih merekomendasikan agar warga AS tidak melakukan perjalanan yang tidak penting.
Selain itu, Airlines for America, grup perdagangan untuk maskapai penerbangan terbesar AS, mengatakan maskapai penerbangan menggunakan beberapa lapis tindakan pencegahan penyebaran virus Corona di pesawat. Termasuk, masker wajah, informasi kesehatan penumpang, dan peningkatan pembersihan kabin.
Kelompok itu mengutip laporan Universitas Harvard yang didanai oleh industri penerbangan yang menunjukkan bahwa risiko penularan virus Corona di pesawat sangat rendah.
Belakangan jumlah traveler yang bepergian dengan pesawat memang meningkat kendati belum menyamai angka sebelum pandemi Covid-19. Lebih dari 1 juta pelancong telah melewati bandara AS setiap hari selama sebulan terakhir. Jumlah itu masih lebih rendah sepertiga dari periode yang sama pada tahun 2019.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum