Traveler yang berkunjung ke Raja Ampat akan terbiasa menyaksikan anjing berkeliaran di jalan kampung, halaman rumah, pantai berpasir putih atau dermaga kayu. Tenang, tidak perlu khawatir terkena rabies.
Traveler penyuka binatang tidak jarang bermain atau berfoto dengan anjing-anjing tersebut.
Memang anjing sudah lekat dengan masyarakat Papua, baik untuk menjaga rumah atau teman berburu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh masyarakat Raja Ampat, anjing dibiarkan bebas berkeliaran begitu saja.
Tapi traveler jangan khawatir, saat bermain dengan anjing di pantai atau saat jalan-jalan di pantai, tiba-tiba ada anjing yang menggigit.
Traveler tetap aman, sebab hingga saat ini Raja Ampat belum ada laporan infeksi virus rabies atau penyakit anjing gila.
Seperti diketahui angka kematian akibat rabies di Indonesia masih cukup tinggi yakni 100-156 kematian per tahun, dengan case fatality rate (tingkat kematian) hampir 100 persen, penyakit rabies 98% ditularkan melalui gigitan anjing, sedangkan 2% ditularkan oleh kucing dan kera.
Papua dan Papua Barat hingga saat ini masih dinyatakan daerah bebas rabies.
Peraturan yang berlaku di Papua dan Papua Barat menyatakan anjing dari luar Papua ditolak masuk ke Papua, dikembalikan ke daerah asal atau akan dimusnahkan walaupun memiliki surat keterangan sudah divaksin atau surat bebas rabies.
Baca juga: Kisah Kopi Senang, Kopi Organik dari Sorong |
===
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum