Ari-ari Raden Ajeng (RA) Kartini masih tersimpan di monumen yang berada di Desa Pelemkerep Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Monumen tersebut pun menjadi saksi bisu lahirnya sosok tokoh pahlawan emansipasi wanita dari kota ukir. Bagaimana kisahnya?
Monumen Ari-ari RA Kartini berada di sebelah samping kantor Kecamatan Mayong. Monumen tersebut cukup sederhana.
Pantauan detikcom di lokasi, monumen tersebut terdapat sebuah tugu yang pertanda ada ari-ari atau plasenta Kartini. Tugu tersebut ditandai dengan tulisan "Tempat RA Kartini dilahirkan 21 April 1879". Tugu monumen ari-ari tersebut dibangun pada bulan November 1951.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain ada tugu ari-ari, di monumen tersebut juga terdapat monumen yang menyerupai bunga teratai. Konon, bunga tersebut merupakan pemberian dari sosok seseorang yang mencintai RA Kartini.
Juru pemelihara monumen ari-ari Kartini, Bang Tigor Sitegar, mengatakan di monumen dulunya merupakan tempat RA Kartini dilahirkan. Dia bilang monumen itu merupakan rumah RA Kartini.
![]() |
"RA Kartini beliau dilahirkan di Mayong, beliau adalah trah daripada Bupati Jepara pada waktu itu. Beliau di sini adalah tempat kelahiran RA Kartini, belakang di sini ada monumen ari-ari. Setiap manusia lahir pasti ada ari-ari, di sini adalah tempatnya," kata Bang Tigor begitu sapaan akrabnya saat ditemui di lokasi, Selasa (20/4/2021).
Bang Tigor menceritakan bahwa RA Kartini dilahirkan dari pasangan Adipati Ario Sosroningrat dengan Ngasirah yang pada saat itu menjabat sebagai wedana Mayong. Setelah dilahirkan selang sekitar setahun lebih, RA Kartini kecil dibawa ke Kota Jepara. Pada saat itu ayah RA Kartini diangkat menjadi Bupati Jepara.
"Jadi, RA Kartini begitu lahir, itu hanya beberapa saat. Hanya menghitung tahunan, setahun lebih. Beliau ini pindah, bapak beliau menjadi Bupati Jepara. Beliau ini pindah ke kota Jepara. Beliau masa kecilnya sudah di Jepara. Karena masa remaja di Jepara. Masa lahir kecil ada di Mayong Jepara ini," dia mengungkapkan.
Dia menjelaskan dulu di sekitar monumen tersebut merupakan rumah RA Kartini. Tapi, rumah tersebut sudah menjadi milik pribadi. Kini menurutnya tinggal bangunan rumah saja. Adapun yang berada di kawasan monumen hanya ari-ari dan sumur keluarga RA Kartini.
"Di rumahnya masih, bentuknya sama, untuk dalam perabotan tidak ada. Ada perubahan sedikit, bentuk rumah masih asli, termasuk genteng. Tapi ini adalah rumah menjadi milik pribadi, ke sana harus izin. Ini hanya luas ini saja (rumah tidak masuk ke dalam monumen), milik monumen ari-ari hanya sekitar luasnya 10 x 15 meter," kata Bang Tigor.
![]() |
Hingga pada akhirnya pada tahun 1951, pemerintah kabupaten Jepara membangun monumen ari-ari RA Kartini. Menurutnya ari-ari tersebut masih dirawat dan banyak dikunjungi warga.
"Di sini dibangun pada tahun 1951, sampai saat ini di Mayong. Tempatnya di sebelah kanan Kantor Kecamatan Mayong. Ada beberapa dua lokasi ari-ari dan yang kedua ada simbol bunga teratai. Bunga yang disukai RA Kartini," kata Bang Tigor.
Lebih lanjut, menurutnya di monumen terdapat replika bunga teratai. Bunga itu merupakan lambang dari seorang yang mencintai RA Kartini. Sehingga memberikan penghargaan dengan memberikan bunga teratai.
"Bunga ini adalah pelambangan (perlambang) atau dari orang mencintai beliau, pada waktu adalah pemimpin Kecamatan Mayong, ya memberikan penghargaan dengan memberikan bunga teratai ini," dia menjelaskan.
![]() |
Sedangkan menurut Bang Tigor untuk sumur merupakan peninggalan dari keluarga RA Kartini. Sumur tersebut masih digunakan warga sampai sekarang. Bahkan ada yang percaya warga mengambil sumur untuk kepintaran. Terutama menjelang ujian sekolah.
"Sumur ini kan dari dulu di mana RA Kartini mengambil sumur ini. Hanya sumur ini di belakang rumah Kartini. Sekarang menjadi sumur pengasihan, ini adalah sugesti. Karena Kartini merupakan orang yang cerdas, banyak yang mengambil masyarakat bisa pintar seperti Kartini. Tapi kalau saran saya ya tetap belajar," terangnya.
Diminati pengunjung luar negeri
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol