Pertemuan kepala daerah di Jabodetabekjur bersama Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan menghasilkan beberapa point penting. Salah satunya terkait larangan mudik dan aktivitas non mendesak antar kecamatan, Kota/Kabupaten hingga antar Provinsi dan kegiatan wisata juga hanya diperbolehkan untuk warga lokal.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kabupaten Bogor Budi Sulistyo mengatakan, kebijakan tersebut sangat berpengaruh terhadap okupansi hotel, khususnya di kawasan Puncak Bogor. Ia menyebut, 90 persen tamu hotel di kawasan Puncak berasal dari luar wilayah Kabupaten Bogor.
"90 persen tamu-tamu hotel dan restoran di Puncak itu warga di luar Bogor. Kebijakan larangan wisata dari luar Bogor tentunya berpengaruh sekali ya, bisa dibayangkan kan," kata Budi dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (11/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, kata Budi, angin segar datang ketika ada kebijakan warga di wilayah aglomerasi boleh mudik dan berwisata dengan aturan protokol kesehatan yang ketat.
"Tapi dengan kebijakan baru itu (wisata hanya untuk lokal) ya tentunya kembali melesu dunia bisnis perhotelan di puncak. Sedikit juga kan warga Bogor yang menginap di hotel di Puncak," sambungnya.
Kondisi serupa juga terjadi di Kota Bogor. Ketua PHRI Kota Bogor Yunno Abeta mengatakan, momentum lebaran yang diharap jadi momen kebangkitan bisnis perhotelan, kembali melesu dengan adanya kebijakan baru pemerintah yang melarang semua aktivitas non mendesak di semua wilayah Jabodetabek.
"Temen-temen PHRI sih memang mengeluh, lebaran adalah hari yang kita tunggu-tunggu, harapannya menjadi momentum kebangkitan, mencari peluang bisnis ternyata malah jadi lesu lah ya (karena ada pembatangan aktivitas)," imbuhnya.
Ia berharap masih ada celah kelonggaran untuk dunia perhotelan. Karena sejak awal, aturan sudah dilaksanakan di setiap hotel seperti pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat.
"Hotel di kita itu sudah dapat sertifikasi CHSE, itu dari kementerian pariwisata dan kementerian kesehatan, kita sudah perjuangkan itu supaya tetap bisa ambil peluang di tengah pandemi. Tapi sekarang kondisinya seperti ini, semakin sulit," kata Yunno.
Okupansi hotel di Kota Bogor yang biasanya meningkat ketika menjelang lebaran, kini masih sepi. Tamu hotel disebut banyak yang ragu untuk menginap di hotel.
"Okupansi di hotel Swiss-Belinn sih sampai sekarang baru 40 persen, biasanya sih sebelum lebaran itu memang ramai yang booking ya, tapi sekarang beda. Tamu juga banyak yang tanya lewat telepon, mereka ragu, boleh atau tidak ke Bogor. Tamu kita kan banyak juga yang dari luar Bogor, 50-50 lah perbandingannya dengan tamu dari Bogor," kata Humas Hotel Swiss-Bellin, Dessy Vitasari.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol