Gara-gara Kentut, Klan Samurai Jepang Ini Hancur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gara-gara Kentut, Klan Samurai Jepang Ini Hancur

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 20 Mei 2021 17:03 WIB
Ilustrasi Samurai
Ilustrasi samurai. Foto: Lepidlizard/Wikimedia Commons
Tokyo -

Pernah terbayang tidak jika efek kentut ternyata dahsyat? Setidaknya itu yang terjadi di Jepang. Satu klan samurai hancur gegara kentut. Begini ceritanya.

Pada 1585 terdapat sebuah klan bernama Chiba di area Jepang Timur. Klan itu dipimpin seorang samurai bernama Chiba Kunitane. Ia merupakan pemimpin ke-29 dari klan yang tinggal di daerah bernama Shimosa.

Dilansir dari SoraNews 24, di tahun tersebut, Kunitane memanggil pengikutnya untuk datang ke benteng utama klan Chiba yakni Kastil Sakura untuk merayakan tahun baru bersama. Acara yang seharusnya dirayakan dengan penuh kebahagiaan itu menjadi menegangkan akibat ulah Kuwata Mangoro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mangoro yang merupakan salah satu pengikut Chiba tiba-tiba kentut di depan tuannya. Tak cuma sekali, Kuwata kentut sampai dua kali. Alamak!

Tindakan yang melanggar etika itu menyulut kemarahan dari Kunitane. Kuwata pun dihukum atas ketidaksopanannya.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi, Mangoro rupanya tak pasrah saja menerima hukuman. Ia melontarkan kalimat perlawanan.

"Kentut bisa datang kapan saja tanpa peduli waktu, jadi mengapa kau harus memarahiku di depan semua pengikutmu?" katanya pada Kunitane.

Mendengar sang pengikut berkata demikian, Kunitane naik pitam. Kunitane menendang Mangoro sampai tersungkur dan mengeluarkan pedangnya. Saat itu, langkah Mangoro sempat dicegah para pengikut lainnya.

Mangoro pun dibiarkan hidup meski ia harus tinggal bersama salah satu pengikut Kunitane selama beberapa periode. Ini merupakan hukuman atas perilakunya tadi.

Setelah hukuman tuntas, Mangoro kembali ke Kastil Sakura untuk melayani tuannya. Namun rupanya Mangoro dendam dengan tuannya itu.

Hingga pada tanggal 1 Mei malam, Mangoro masuk ke kamar pribadi Kunitane dan menusuk sang tuan ketika sedang tidur.

Kunitane ditusuk dengan belati sebanyak dua kali. Jumlahnya sama seperti kentut yang ia keluarkan di malam Tahun Baru.

Kunitane yang kesakitan pun berteriak. Para penjaga mulai datang tapi Mangoro sudah keburu kabur ke pedesaan terdekat.

Para penjaga pun mengejar Mangaro sampai ke hutan hingga ia terpojok. Saat itu, Mangaro tak punya banyak pilihan antara mati bunuh diri atau dibunuh para penjaga Kunitane.

Di sisi lain, Kunitane kondisinya kritis. Ia sempat bertahan selama 6 hari sebelum akhirnya meninggal di usia 28 tahun.

Ketika itu, pewaris Kunitane masih berusia 10 tahun sehingga ia tak punya pewaris langsung. Klan Chiba sendiri berafiliasi dengan klan Hojo yang lebih kuat karena Kunitane menikah dengan salah satu putri Hojo Ujimasa.

Hojo menganggap bahwa karena putra Kunitane masih terlalu muda untuk mengambil alih tugas ayahnya, domain klan Chiba akan dikelola oleh salah satu putra Ujimasa. Malangnya, 5 tahun kemudian klan Hojo ditaklukan oleh tentara Toyotomi Hideoyoshi.

Akibatnya klan Chiba tak lagi berkuasa atas tanah mereka. Klan itu pun perlahan kehilangan kekuatan dan dilupakan.

(pin/ddn)

Hide Ads