Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia dikabarkan menawarkan pensiun dini kepada para karyawannya. Selain itu Garuda rencananya akan melakukan restrukturisasi usaha untuk melepaskan dari lilitan utang.
"Garuda kami memantau situasinya karena salah satu elemen dalam ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif adalah perusahaan penerbangan dan Garuda sebagai flag carrier tentunya harus dipertahankan," ujar Menparekraf Sandiaga Uno.
Sandiaga menambahkan dirinya akan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan Perhubungan untuk memastikan industri penerbangan nasional bisa bertahan di saat yang sulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra sebelumnya mengatakan akan melakukan restrukturisasi besar-besaran pada bisnis Garuda. Garuda akan melakukan pengurangan setengah armada pesawat yang dioperasikannya.
"Kami harus melalui restrukturisasi yang komprehensif, secara total," ungkap Irfan dalam rapat internal pada 19 Mei lalu dengan stafnya.
Irfan dan manajemen Garuda Indonesia disebut akan melakukan pengurangan armada pesawat yang beroperasi, dari awalnya 142 pesawat menjadi hanya 70 pesawat saja.
"Kami memiliki 142 pesawat dan perhitungan awal kami tentang bagaimana kami melihat pemulihan ini telah berjalan, kami akan beroperasi dengan jumlah pesawat tidak lebih dari 70," ungkap Irfan.
Jumlah itu pun disebut sudah berkurang sebanyak 41 pesawat. Garuda Indonesia disebut tidak dapat menerbangkan pesawat-pesawat itu karena belum melakukan pembayaran kepada penyewa pesawat selama berbulan-bulan.
Armada sebanyak itu pun belum termasuk armada anak usahanya, Citilink yang beroperasi di pasar penerbangan murah alias low cost carrier (LCC).
Sementara soal tawaran pensiun dini pada karyawan, Irfan mengatakan manajemen Garuda tengah dalam tahap awal penawaran program pensiun yang dipercepat bagi karyawan Garuda Indonesia yang memenuhi kriteria dan persyaratan keikutsertaan program tersebut.
Menurut pihak Garuda Indonesia, penawaran program ini dilakukan sejalan dengan upaya pemulihan kinerja usaha yang tengah dijalankan perusahaan guna menjadikan Garuda Indonesia sebagai perusahaan yang lebih sehat serta adaptif menjawab tantangan kinerja usaha di era kenormalan baru.
Dijelaskan oleh Irfan, situasi pandemi yang masih terus berlangsung hingga saat ini mengharuskan perusahaan melakukan langkah penyesuaian aspek supply & demand di tengah penurunan kinerja operasi imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan.
"Perlu kiranya kami sampaikan bahwa program pensiun dipercepat (oleh Garuda Indonesia) ini ditawarkan secara sukarela terhadap karyawan yang telah memenuhi kriteria," ungkapnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol