Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) menyatakan bakal melibatkan masyarakat dalam pengembangan Borobudur Highland. Hal ini untuk menyikapi adanya isu tentang penghentian kegiatan masyarakat seperti off road dan berkebun di kawasan zona otorita.
"Kami mengupayakan agar pembangunan Borobudur Highland ini tidak merugikan pihak manapun, justru memberikan kesempatan baru bagi masyarakat di sekitarnya, dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Apalagi dalam kondisi Covid-19 ini, dampak ekonomi cukup berat, dan kami dari pemerintah pusat mendorong agar ada energi baru lewat kehadiran kami di tengah masyarakat," ujar Dirut BPOB, Indah Juanita di Kulon Progo, Selasa (25/5/2021).
Indah menjelaskan sebelumnya ada miskomunikasi antara BPOB dengan warga di sekitar kawasan pengembangan Borobudur Highland. Adapun isu yang beredar di masyarakat, menyebutkan bahwa pengembangan kawasan wisata itu bakal dibarengi dengan penghentian aktivitas pelaku wisata setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami kira ini masalah miss-komunikasi saja, dan Sabtu tanggal 22 Mei sore Direktur Destinasi dan staf kami telah meluruskan dengan bertemu langsung dengan beberapa pihak masyarakat secara informal," jelas Indah.
Karena itu Indah memastikan pembangunan Borobudur Highland akan melibatkan seluruh masyarakat, terutama yang tinggal sekitar kawasan Zona Otorita Borobudur. Hal itu lanjutnya sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari.
"Di dalam roadmap pengembangan kawasan ini, ada strategi peningkatan kapasitas SDM, baik itu perseorangan maupun bidang usaha tertentu sehingga keterlibatan sebagai tenaga kerja langsung dan supply chain dapat diwujudkan," jelasnya.
Kepada masyarakat, Indah mengingatkan bahwa tantangan berat akan dihadapi oleh BPOB dalam upaya pembangunan kawasan pariwisata terpadu di zona otorita, terutama di Borobudur Highland. Tantangan itu dari mulai aksesibilitas dan mobilisasi alat berat, serta meyakinkan masyarakat tetap aman dalam beraktivitas.
Berdasarkan pengalamannya, kegiatan pembangunan kawasan ini bersifat jangka panjang, dan dalam setiap tahapan akan mengedepankan komunikasi dengan masyarakat sekitar.
![]() |
"Di dalam kawasan kami, selain ada Off Road, ada juga yang mengambil Nira, pakan ternak, getah pinus dan kayu bakar. Kegiatan ini adalah kearifan lokal, sangat baik untuk edukasi juga. BPOB memastikan kegiatan ini akan dikelola menjadi sebuah atraksi wisata edukatif, sekaligus melestarikannya. Upaya ini akan dilakukan terus-menerus selama kawasan beroperasi puluhan tahun ke depan," ujarnya.
Bisma Jatmika, selaku Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPOB mengatakan peningkatan kapasitas SDM di kawasan zona otorita telah dilaksanakan sejak 2019. Namun karena 2020 terjadi Pandemi COVID-19, menyebabkan kegiatan pelatihan dan pendampingan tertunda.
Barulah pada awal 2021 pihaknya melaksanakan pelatihan CHSE sebagai pembukan pelatihan dan pendampingan lainnya, sehingga pelaksanaannya ke depan tidak menimbulkan penyebaran Covid-19.
"Ke depannya ada pelatihan dan pendampingan yang lebih aplikatif, di bidang kuliner dan ekonomi kreatif. Nanti jika ada event lagi, akan lebih banyak produk lokal yang bisa dibeli oleh pengunjung," ujarnya.
Untuk diketahui Borobudur Highland akan segera dikembangkan di Perbukitan Menoreh menjadi sebuah kawasan pariwisata terpadu. Letaknya berbatasan langsung dengan 3 Desa di 2 Kabupaten dari 2 Provinsi.
Lokasi Borobudur Highland ada di Desa Pagerharjo di Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta dan Desa Sedayu dan Benowo di Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks