Kemenparekraf terus berupaya sepenuh tenaga dalam membangun 5 kawasan destinasi super prioritas, yakni Borobudur, Likupang, Mandalika, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Pembangunan kelima DSP ini sama-sama menjadi prioritas utama kita.
Pengembangan 5 destinasi super prioritas terus dilakukan dari berbagai aspek, sesuai arahan presiden. Akselerasi infrastruktur 5 destinasi super prioritas yang dikerjakan lintas sektor, implementasi CHSE, penyiapan calendar of event.
"Pembangunan 5 destinasi super prioritas dilaksanakan dengan model orkestrasi pembangunan sesuai dengan tren pariwisata pasca Covid-19: customize, personalize, localize dan small in size dengan berbasis pada pariwisata alam," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam temu wartawan mingguan, Rabu (2/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Optimalisasi penggunaan teknologi untuk mengurangi kontak fisik (cashless payment, informasi digital), dan perhatian lebih kepada aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (CHSE)," dia menambahkan.
Dalam rangka pemulihan sektor pariwisata, kata Sandi, Kemenparekraf/Badan Parekraf telah menyiapkan empat langkah pemulihan dengan strategi utama Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi yang dilakukan dengan semangat Gercep, Geber, Gaspol.
"Revitalisasi destinasi dan peningkatan confidence pasar "Rasa Aman Berwisata" melalui kegiatan percepatan program vaksinasi di destinasi prioritas, perluasan sertifikasi CHSE, re-skilling, up-skilling pekerja Parekraf, penataan dan tata kelola destinasi termasuk desa wisata, publikasi CHSE dan kampanye InDOnesia CARE, aktivasi industri melalui program insentif nakes dan gerakan BISA," Sandi menjelaskan.
Lebih lanjut, ada pemulihan permintaan domestik melalui penyesuaian regulasi perjalanan domestik (penggunaan Genose yang lebih luas), produk wisata bernilai tambah: MICE, wisata olahraga, Promosi Parekraf: Bangga berwisata #diIndonesiaAja dan #BeliKreatifLokal, program insentif-big promo-wisata edukasi tematik, penguatan produk ekraf.
"Pemulihan permintaan internasional melalui penyusunan rute dan zona prioritas destinasi aman berwisata, pilot project di destinasi aman dan pembukaan bertahap, penyesuaian regulasi visa dan perjalanan internasional, TCA/Travel Bubble, asuransi perjalanan wisata termasuk Covid19, penerbangan langsung ke destinasi utama dengan fokus pasar terpilih, promosi dengan pemanfaatan Big Data, bidding internasional untuk MICE dan event," kata Sandi.
Sandi juga akan melanjutkan pembangunan pariwisata sesuai RPJMN dengan penyelesaian pembangunan 5 destinasi super prioritas sesuai ITMP, revitalisasi Bali dan destinasi unggulan lainnya, pengembangan SDM Parekraf, pengembangan industri parekraf, perluasan pasar, pengembangan produk wisata, pengembangan ekraf, digitalisasi dan produk.
"Borobudur adalah salah satu destinasi prioritas, namun sesuai arahan presiden, fokus tidak hanya Borobudur namun juga di destinasi super prioritas lainnya (Toba, Mandalika, Labuan Bajo, Likupang). Ada beberapa update pengembangan di kawasan tersebut, di antaranya, akan dibangun akses jalan dan infrastruktur untuk peningkatan lebar dan kualitas jalan masuk ke zona otorita dari Kabupaten Purworejo melalui Desa Sedayu sepanjang 23 km," ujar Sandi.
"Kementerian PUPR sudah memutuskan bahwa aksesibilitas akan segera di bangun dengan payung hukum Keppres (keputusan presiden)," dia menambahkan.
Selanjutnya, terkait status lahan yang sedang diupayakan pengurusan dari sertifikat APL (area penggunaan lain) ke HPL (hak pengelolaan lahan). Ini yang sedang Kemenparekraf proses dengan KLHK, targetnya bulan Juli ini untuk yang Polygon II dan bulan Desember untuk yang Polygon I.
"Untuk polygon I sendiri luas wilayahnya sebesar 21,22 Ha, sedangkan polygon II luas wilayahnya 31,12 Ha telah selesai pemenuhan syarat TMKH (tukar menukar kawasan hutan), sehingga poligon II diproyeksikan rampung lebih cepat dibandingkan dengan poligon I," dia menjelaskan.
Kemudian, terang Sandi, ada kerja sama jangka panjang dengan Perum Perhutani yang sudah ada dalam bingkai MoU Kemenparekraf dengan BUMN. Pihaknya akan berupaya mendorong dewan pengarah untuk memastikan bahwa kerja sama tersebut bisa direalisasikan.
Untuk atraksi wisata, ada beberapa titik yang kemungkinan bisa diciptakan suatu atraksi yang berkaitan dengan ecotourism, dan adventure yang dipandu dengan aplikasi. Tentunya pengembangan Borobudur ini akan mampu membuka peluang kerja seluas-luasnya bagi masyarakat setempat.
"Pemerintah melibatkan peran serta masyarakat selalu unsur utama dalam pembangunan destinasi pariwisata (masyarakat sebagai pengusaha bidang Parekraf/pengelola destinasi pariwisata) yang tetap menjaga kearifan lokalnya, dengan prioritas program pengembangan antara lain vaksinasi pelaku bidang parekraf, peningkatan kapasitas & sertifikasi SDM, pemberian insentif untuk pemulihan pariwisata," ujar Sandi.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol