Lebih dari setahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia, sejumlah sektor mulai menunjukkan tanda-tanda kepulihan, salah satunya industri perhotelan di DIY. Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Yogyakarta menyebut angka okupansi hotel mengalami kenaikan meski tidak terlalu signifikan.
"Kalau kita sudah satu tahun lebih pandemi ini berlalu memang pasang surut ini cukup lumayan. Lebaran tahun lalu okupansi di hotel rata-rata masih bisa mencapai 38 persen. Tapi lebaran kemarin itu enggak sampai 10 persen, ada yang 7 persen, bahkan ada yang nol koma," kata Ketua IHGMA Yogyakarta Haryadi Baiin, kepada wartawan di Kulon Progo, Senin (7/6/2021).
"Dan kita mulai bersyukur ketika penyekatan mulai dilepas, mulai menggeliat kembali tamu-tamu yang berdatangan ke Yogyakarta. Salah satu contoh, long weekend kemarin itu juga lumayan. Hari ini Jogja ketika weekend sudah meningkat lagi," sambungnya.
Haryadi mengatakan hotel di DIY yang berada di bawah naungan IHGMA Yogyakarta ada 77 unit dan seluruhnya terdampak pandemi. Karena itu pihaknya berharap pemerintah bisa mengambil kebijakan yang konkret agar situasi segera membaik.
Menurutnya kebijakan seperti pembatasan mobilitas masyarakat yang diterapkan beberapa waktu lalu perlu ditinjau ulang, sebab hal itu justru menyebabkan kondisi perhotelan makin terpuruk.
Jika kebijakan semacam itu kembali diterapkan, pihaknya sangat berharap pemerintah bisa memberikan kelonggaran tanpa mengabaikan protokol kesehatan.
"Kita sama-sama prihatin dengan kasus COVID-19 yang meningkat, namun demikian kita juga berharap kebijakan pemerintah untuk yang namanya pariwisata kan tidak lepas dari mobilitas atau pergerakan orang. Kalau pergerakan itu dibatasi tentunya juga akan berdampak pada pariwisata sendiri contohnya perhotelan. Selain itu juga moda transportasi seperti bandara," ujarnya.
Simak Video "Menikmati Wisata Tersembunyi Madura, dari Myze Sumenep"
(pin/pin)