Elang Jawa ditetapkan sebagai satwa langka sejak 1992. Agar elang jawa tak punah, kamu bisa membantu dengan menjaga kelestarian habitatnya di hutan.
Salah satu penyebab langkanya elang Jawa adalah sifat biologi berupa perkembangbiakan yang memakan waktu lama. Elang Jawa baru mampu berkembangbiak ketika memasuki usia 3-4 tahun. Ketika bertelur, elang Jawa hanya dapat menghasilkan 1 telur yang nantinya setelah menetas, akan dirawat sekitar 2-3 bulan untuk diajari berburu dan terbang.
Dengan proses sepanjang ini, tak heran bila jumlah elang jawa di alam hanya berkisar 300-400 ekor pada 2019. Berbagai upaya pun telah coba dilakukan para ilmuwan, termasuk melakukan penangkaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti Ahli Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dewi M. Prawiradilaga mencontohkan salah satu pihak yang berhasil adalah Taman Safari Indonesia. Dewi mengatakan, untuk sampai mampu mengawinkan dua ekor elang, Taman Safari Indonesia membutuhkan waktu lama dan dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan mendekatkan kandang kedua elang.
"Sekarang sudah mulai ada yang melakukan captive breeding. Sudah ada yang berhasil tapi prosesnya lama, tidak bisa begitu saja," kata Dewi kepada detikcom.
Karena cara penangkaran elang jawa masih terus dikembangkan, Dewi berharap masyarakat dapat pula memberikan dukungan pada pelestarian elang Jawa dengan menjaga habitat satwa tersebut. Elang Jawa dapat bertahan hidup dan bereproduksi dengan baik bila jumlah mangsa berupa mamalia kecil masih melimpah dan kondisi hutan masih sehat.
Nah, kedua faktor ini dapat tercapai bila manusia tak mengusik apa yang ada di hutan. Perburuan dan penebangan liar harus dihentikan.
"Paling tidak manusia bisa untuk tidak mengganggu. Elang itu penting untuk lingkungan untuk menjaga kesehatan lingkungan. Kalau masyarakat peduli lingkungan, mereka pasti mau menjaga," ujarnya.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana