Wisata vaksin sedang jadi tren di Amerika Serikat dan Eropa. Kalau Indonesia sendiri, bagaimana?
Kemenparekraf bersama Alodokter melakukan vaksinasi kepada 4 ribu pelaku ekonomi kreatif di Neo Soho Central Park, Jakbar, Selasa (8/6). Karena dari 34 juta pelaku ekraf, baru sekitar 3 persen saja yang divaksinasi.
Setelah paspor vaksin, wisata vaksin kini menjadi tren yang dilakukan untuk menggenjot laju pariwisata negara. Indonesia pun terpikat.
"Wisata vaksin ini suatu keniscayaan, bahwa ruang lingkup pariwisata dan ekonomi kreatif yang harus kita pastikan bahwa vaksin untuk warga negara Indonesia gratis, sebagai barang publik, " ujar Menparekraf Sandiaga Uno.
Sandiaga sendiri ikut dalam kegiatan vaksin ini setelah dinyatakan genap 6 bulan jadi penyintas COVID-19. Vaksin yang diberikan adalah Astrazeneca.
Nantinya tren wisata vaksin ini akan dibuat dalam program pembangunan destinasi wisata. Sandiaga mengajak para penyelenggara agen perjalanan untuk memasukkan kegiatan vaksin dalam paket wisata.
"Harapannya mungkin bisa dimulai seperti pemulihan Bali. Sebelum berangkat divaksin, tinggal 14 hari di Bali, dan sebelum pulang divaksin lagi," ungkapnya.
Menparekraf ingin nantinya program wisata vaksin ini meningkatkan vaksinasi yang belum tersentuh di Bali. Wisata vaksin juga diharapkan dapat meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.
"Dan saya ingin mencoba memberikan alternatif lain. Karena saya melihat begitu banyak berseliweran promosi-promosi untuk vaksin di luar negeri," lanjut Sandiaga.
"Jadi ini yang kita harapkan kita lakukan dengan hastag #DiIndonesiaAja. Dan ini sedang saya laporkan dan saya diminta untuk menyusun program ini bersama Pemerintah Provinsi Bali," tutupnya.
Simak Video "Video: Sandiaga Siapkan Dokumen soal Rencana Pemisahan Kemenparekraf"
(elk/elk)