Berbicara tentang Bima atau yang dikenal dengan sebutan Mbojo, pasti akan terlintas pacuan kuda dengan joki ciliknya. Budaya ini begitu khas.
Pacuan Kuda merupakan budaya masyarakat Mbojo dan Dompu di Nusa Tenggara Barat (NTB). Uniknya atau yang membuat beda dengan pacuan kuda lain yakni tradisi ini melibatkan anak-anak belia untuk menunggangi kuda atau yang disebut dengan Joki Kuda.
Biasanya para joki ini disewa oleh para pemilik kuda pacuan untuk menunggangi kuda mereka. Dalam sehari joki biasa meraup uang sebesar Rp 1 juta.
Salah seorang joki cilik pacuan kuda Bima, Farhan mengaku senang bisa menjadi joki cilik disela-sela kesibukannya sekolah. Ini menjadi ladang rejeki buat dirinya untuk menambah uang jajan dan biaya sekolah.
"Saya senang jadi joki, bisa dapat uang. Uangnya untuk biaya sekolah dan dikasih ke orangtua," ujar Farhan di arena pacuan kuda Panda Bima, Minggu (13/6/2021).
Farhan masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar (SD) pada setiap event pacuan kuda, dia bisa mendapatkan upah Rp 1 juta bahkan lebih.
"Saya tidak takut main pacuan kuda, karena sudah terbiasa. Bisa senang-senang," tuturnya.
Menurut para pemilik kuda, para joki cilik biasanya dilatih mulai dari umur 6 sampai 10 tahun. Mereka biasanya duduk dari kelas 5 sekolah dasar.
Sebelumnya event dimulai, para pemilik kuda telah mempersiapkan kuda-kuda mereka jauh jauh hari, mulai dari perawatan, dengan memberi makan dan diberi jamu khusus agar kuda bisa kuat dan berlari dengan kencang.
Selain dilombakan di Bima, kuda-kuda mereka pun diikutkan pada pacuan kuda event-event tertentu di daerah lain seperti Dompu dan Sumbawa.
Simak Video "Video Nestapa Balita di Bima: Diduga Kena Malapraktik Berujung Tangan Diamputasi"
(msl/msl)