Sejumlah pengelola objek wisata di Bantul mengeluhkan minimnya bantuan pengadaan fasilitas penerapan protokol kesehatan (prokes) dari Pemkab Bantul.
Padahal, fasilitas penunjang prokes penting agar wisatawan tidak ragu datang. Pengelola obyek wisata Kedung Asri di Kapanewon Imogiri, Warsono mengaku bulan ini pihaknya tengah mengaktifkan lagi tempat wisata yang sempat tidak beroperasi.
Namun, untuk beroperasi kembali, pihaknya terkendala pengadaan fasilitas penunjang prokes COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya ya kita terpaksa melakukan pengadaan (fasilitas) sendiri, karena selama tutup kan tidak ada pemasukan juga," katanya saat dihubungi wartawan.
Saat ini, kata Warsoni, pihaknya tengah menyiapkan fasilitas prokes dasar seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer hingga pengukur suhu secara mandiri. Guna meningkatkan fasilitas, pihaknya berharap agar pemerintah memberikan bantuan.
"Karena bantuan dari pemerintah yang sangat diharapkan belum pernah diterima," kata dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua objek wisata Batu Kapal, Kapanewon Piyungan Samsi Dwi Asaparudin. Dia menyebut secara mandiri juga menyiapkan tempat cuci tangan sederhana berupa ember bekas cat dan sabun di sembilan titik.
"Jika memang pemerintah memberikan bantuan, kami sangat mendukung dan berharap penuh bisa ikut serta," ujarnya.
Minimnya bantuan dari pemerintah ini mendapatkan respons dari anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bantul Mahmudi. Dia mendesak Dispar Kabupaten Bantul segera memberi perhatian. Sebabnya, sebagian besar masyarakat di DIY menggantungkan hidup dari sektor pariwisata.
"Saat ini destinasi sudah mulai banyak dikunjungi, sehingga keberadaan fasilitas prokes wajib tersedia untuk antisipasi dan penanggulangan penyebaran COVID-19. Banyak obyek wisata berbasis komunitas yang mendapatkan bantuan," dia menambahkan.
Menurutnya, selama ini Dispar Bantul fokus pada objek wisata yang dikelola pemda. Akan tetapi, keberadaan obyek wisata komunitas ini juga penting untuk meningkatkan pendapatan di masyarakat.
"Kami dorong supaya dinas bisa memfasilitasi ini, soal anggaran kami akan dorong di APBD," katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dispar Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengaku pihaknya sudah memberikan bantuan fasilitas tempat cuci tangan. Namun hal itu baru merambah desa wisata pada tahun lalu.
"Sementara obyek wisata komunitas memang belum. Karena kami belum bisa memberikan bantuan pengelolanya belum memenuhi legal formal," kata dia.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol