Enggak Ada Turis, Penjualan Kondom di Jepang Ambyar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Enggak Ada Turis, Penjualan Kondom di Jepang Ambyar

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 24 Jun 2021 17:18 WIB
inovasi kondom
Foto: thinkstock
Tokyo -

Bisnis kondom di Jepang babak belur gegara tidak ada turis asing. Harapan untuk mendapatkan momen bangkit di Olimpiade 2020 Tokyo pupus.

Bagi para pembuat kondom Jepang, Olimpiade 2020 seharusnya menjadi kesempatan emas untuk meraup untung. Selain menargetkan turis yang masuk Jepang, mereka juga menyasar atlet.

Dikutip dari AFP, produsen kondom di Jepang juga sudah melakukan inovasi untuk menyambut Olimpiade 2020 yang digelar mulai 23 Juli itu. Salah satunya, kondom model ultra-tipis 0,01 sampai 0,02 mm terbuat dari poliuretan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan kondom Jepang Sagami Rubber Industries bahkan sampai membangun pabrik di Malaysia untuk menambah produksi. Mereka mengantisipasi melonjaknya permintaan pada saat Olimpiade 2020.

Tapi, adanya pembatasan jumlah penonton, cuma 10.000 penonton di setiap venue pertandingan dan tidak melebihi 50 persen dari kapasitas staadion, protokol kesehatan yang ketat, dan peraturan yang mencegah distribusi kondom premium ke kompetitor bikin produsen kondom tidak berkutik.

ADVERTISEMENT

Sejak Olimpiade Seoul 1988, ratusan ribu kondom gratis memang telah dibagikan di Olimpiade. Itu demi seks yang aman saat para atlet elite dunia berbaur dalam jarak dekat.

Tapi, pandemi virus Corona mengubah tradisi tersebut. Atlet dilarang melakukan segala bentuk fisik yang tidak perlu, dan itu diyakini berpengaruh terhadap penggunaan kondom, selama berada di Kampung Atlet.

Tuan rumah tetap bakal membagikan kondom kepada atlet, disiapkan 160.000 kondom, namun itu hanya bisa dijadikan suvenir. Itu pun cuma kondom berbahan lateks.

Bisnis kondom di Jepang sudah meredup sejak gerbang untuk turis asing ditutup di awal pandemi virus Corona. Di kawasan Harajuku Tokyo dan Shibuya, yang biasanya penuh sesak dengan warga lokal dan turis asing, menjadi sepi. Situasi itu berimbas signifikan terhadap jumlah kunjungan ke butik Condomania yang dikelola oleh Koji Negishi.

Butik itu menyediakan berbagai mainan seks, terutama berbagai macam kondom, baik bikinan lokal ataupun barang impor. Itu termasuk kondom ultra tipis yang bakal ditawarkan di Olimpiade nanti.

"Yang dirancang sebagai suvenir tidak laku sama sekali," kata Negishi.

"Toko kami tetap bertahan berkat pelanggan tetap dari lingkungan sekitar," dia menambahkan.

Tapi, jumlah pelanggan lokal pun turun drastis setelah adanya pembatasan karena virus Corona. Sebuah sumber industri mengatakan selera domestik tampaknya lebih menyukai kondom dengan pelumas ekstra, daripada gaya ultra-tipis.

"Dari perspektif seks yang aman, yang kami inginkan adalah orang-orang menggunakan kondom apa pun, bukan tidak sama sekali," kata Negishi.

"Jadi pada akhirnya, apa pun yang dipilih orang karena itu terasa baik bagi mereka adalah hal yang baik bagi kami," dia menambahkan.


Hide Ads