Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul meminta pengelola objek wisata membentuk tim satuan tugas penanganan (Satgas) COVID-19 internal selama PPKM darurat.
Pasalnya belum semua pelaku wisata melakukan vaksinasi COVID-19. Selain itu, untuk melakukan pembenahan sarana dan prasarana.
"Selama dua pekan ke depan diharap pengelola obwis melakukan evaluasi terkait manajemen dan pembenahan sarana prasana. Selain itu mempersiapkan pembentukan tim Satgas COVID-19 internal," kata Kepala Dispar Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo kepada wartawan, Minggu (4/7/2021).
Pasalnya kewajiban pembentukan Satgas COVID-19 ini merupakan satu dari dua syarat yang diwajibkan sebelum obwis dibuka sesuai Inbup. Di mana salah satunya semua pelaku wisata di obwis pantai harus tervaksinasi.
"Selama pelaksanaan 29-30 Juni kemarin, sebanyak 2.324 orang dari Pantai Parangtritis sampai Pantai Baru sudah divaksinasi. Angka ini mencapai 91 persen dari yang datang," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, sempat tutup selama 2 pekan, tempat wisata di bawah pengelolaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul harus tutup kembali karena PPKM darurat. Pemkab meminta pelaku wisata untuk legowo, sedangkan pelaku wisata pantai mengaku pasrah.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, bahwa menindaklanjuti instruksi Mendagri No.15 tahun 2021 tentang penerapan PPKM darurat dan instruksi Gubernur No.17 tahun 2021 tentang penerapan PPKM darurat di DIY maka seluruh tempat wisata di Bantul tutup sementara hingga tanggal 20 Juli.
"Jadi seluruh tempat wisata di Bantul, seluruhnya ya, itu kita tutup selama 17 hari dimulai dari besok (3/7/2021) sampai 20 Juli," katanya saat ditemui di Kompleks Parasamya Bantul, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Jumat (2/7/2021) sore.
Terkait dengan adanya bantuan bagi masyarakat yang menggantungkan hidup di sektor wisata, Halim mengaku memprioritaskan bantuan bagi yang betul-betul terdampak. Sementara bagi yang masih bisa bertahan, dia meminta agar untuk legowo.
"Ada derajat terdampak masyarakat kita itu maka kita akan memprioritaskan yang paling terdampak secara ekonomi. Semuanya terdampak, tapi yang paling rentan inilah yang jadi prioritas kita memberikan BLT (bantuan langsung tunai) yang sangat terbatas," katanya.
"Ingat BLT kita sangat terbatas karena APBN dan APBD kita semua difokuskan kepada penanggulangan COVID-19, termasuk kita kekurangan anggaran untuk menyediakan BLT, tidak seperti awal-awal dulu. Untuk itu BLT yang lebih sedikit kita prioritas untuk yang betul-betul terdampak," lanjut Halim.
Dihubungi terpisah, pelaku wisata di pantai selatan Kabupaten Bantul yakni Henri mengaku pasrah terhadap keputusan pemerintah yang menutup sementara tempat wisata mulai tanggal 3-20 Juli 2021. Mengingat keputusan itu keputusan Presiden RI.
"Ya kita pasrah saja, kan tidak mungkin melawan pemerintah," kata saat dihubungi wartawan hari ini.
Simak Video "Video: Heboh 10 Nisan Makam di Bantul Dirusak OTK"
(wsw/ddn)